Senin, 13 Oktober 2008

PROFIL UNIVERSITAS TERBUKA

UNIVERSITAS TERBUKA

uuStatus: Negeri
Alamat: Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Ciputat, Tangerang, Banten
Telepon: (021) 7490941
Faks.: (021) 7490147
Website: www.ut.ac.id
Rektor: Prof. Dr. Atwi Suparman, M.Sc (2005 - 2009)

Tanggal Berdiri: 4 September 1984
Pendiri : Pemerintah Indonesia
Pengelola : Departemen Pendidikan Nasional
Dies Natalis : 4 September

Profil

Jenjang pendidikan: D2, D3, S1, S2, Sertifikasi Akta
Jumlah mahasiswa : 2002, 264.375 (S1: 94.722, D3: 4.480, D2: 165.173)
Jumlah Daya Tampung : tidak terbatas setiap tahunnya
Jumlah Peminat/Pendaftar : 2004 : 74.600
Jumlah lulusan pertahun : 2004 : 25.003
Jumlah Alumni : sampai 2004: 528.934
Ikatan Alumni : IKA-UT
Jumlah dosen tetap: 776 (pendidikan S1 : 463, S2: 268, S3: 21, Professor: 6)
Luas Kampus : lahan 14 hektar, gedung 5.291 m2
Status Gedung : Milik Sendiri

Fasilitas Kampus

Ruang kuliah : -
Perpustakaan : luas ruangan 2000 m2, jumlah koleksi 16.284 judul, 28.549 eksemplar
Laboratorium: luas ruangan 400 m2, 5 unit (Fisika, Kima, Biologi, Workshop Matematika, Komputer)
UKM : Olahraga
Fasilitas lain: ruang sidang (857 m2), ruang studio (536 m2), ruang kantor/administrasi (25.621 m2), auditorium (5.000 m2), kantor pos, bank, lapangan olahraga, gedung serbaguna, pusat komputer, pusar produksi bahan ajar non cetak, sarana ibadah

Universitas Terbuka adalah perguruan tinggi negeri yang menerapkan sistem belajar jarak jauh dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan tinggi kepada mereka yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan tinggi tatap muka (konvensional). Universitas Terbuka atau biasa disingkat dengan sebutan UT diharapkan mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air, tanpa membatasi usia, kondisi sosial ekonomi, dan waktu. Hal penting yang harus dimiliki mahasiswa UT adalah kemandirian dan motivasi untuk maju dan berkembang.

UT diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 41 Tahun 1984.UT telah memperoleh Sertifikat Kualitas dan Akreditasi Internasional dari Internasional Council for Open and Distance Education (ICDE) Standard Agency (ISA) tanggal 12 Agustus 2005.

Pada tanggal 14 Maret 2006, UT juga memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk bidang Layanan Bahan Ajar dari Badan Sertifikasi SAI Global.


Tujuan Pendirian Universitas Terbuka

  1. Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.
  2. Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.
  3. Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain

Sistem Belajar Mengajar

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, frekuensi mengikuti ujian, dan sebagainya. Batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).

Cara Belajar

Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio, mengikuti tutorial, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbantuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada Ketua Jurusan masing-masing.

Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar tergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.

Sistem Kredit Semester

Seperti halnya pendidikan tinggi lain, UT juga menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester. Satu semester adalah satuan waktu kegiatan belajar selama sekitar 16 minggu.

Untuk mencapai satu sks, mahasiswa diharapkan mempelajari materi pelajaran selama tiga jam per minggu. Khusus untuk UT, satu sks disetarakan dengan tiga modul bahan ajar, sedangkan untuk mempelajari satu modul dengan penguasaan 80% dibutuhkan waktu sekitar 15 jam/semester. Bila mahasiswa mengambil mata kuliah yang berbobot tiga sks, waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya adalah:

3 (sks) x 3 (modul) x 15 jam = 135 jam/semester atau 9 jam/minggu atau 1,5 jam/hari

Jadi bila Anda meregistrasikan 1 mata kuliah dengan bobot 3 sks, maka mahasiswa harus menyediakan waktu paling sedikit 1,5 jam/hari untuk mempelajari bahan ajar tersebut agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Penyelenggaraan Pendidikan di Universitas Terbuka

Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri/swasta serta instansi yang relevan yang ada di Indonesia. Pada setiap propinsi atau kota yang terdapat perguruan tinggi negeri, tersedia unit layanan UT yang disebut Unit Program Belajar Jarak Jauh - Universitas Terbuka (UPBJJ-UT). Perguruan tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan bahan ajar, tutorial, praktikum, dan ujian.

Untuk memberikan layanan pendidikan secara optimal kepada mahasiswa yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan di luar negeri, UT bekerja sama dengan instansi lain seperti PT Pos Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Televisi Republik Indonesia (TVRI), Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Siaran Pemerintah Daerah, Radio Siaran Swasta Niaga, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota, Atase Pendidikan KBRI, serta Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Daerah.

Universitas Terbuka juga bekerja sama dengan instansi-instansi yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya karyawannya, baik instansi pemerintah, BUMN maupun swasta. Mereka dapat mengikuti program yang ada di UT atau memesan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan instansinya. UT selama ini telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru SD melalui program yang dikenal sebagai program Pendidikan Guru SD (PGSD). Selain itu UT juga telah mendapat kepercayaan untuk meningkatkan kualitas SDM dari TNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank BNI (Bank Negara Indonesia), PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara, Departemen Pertanian, Sekretariat Wakil Presiden, Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun, dan beberapa instansi lain.

Fakultas-Fakultas di Universitas Terbuka

Fakultas Ekonomi

  • Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (S1)
  • Manajemen (S1)
  • Akuntansi (S1)
  • Perpajakan (DIII)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  • Perpustakaan (DII)
  • Penerjemahan (DIII)
  • Administrasi Negara (S1)
  • Administrasi Niaga (S1)
  • Sosiologi (S1)
  • Ilmu Pemerintahan (S1)
  • Ilmu Komunikasi (S1)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

  • Pengelolaan Lingkungan (D1)
  • Penyuluhan Pertanian (DIII) (Pertanian)
  • Penyuluhan Pertanian (DIII) (Peternakan)
  • Penyuluhan Pertanian (DIII) (Perikanan)
  • Matematika (S1)
  • Statistika (S1)
  • Bidang Keahlian Pertanian PKP (S1)
  • Bidang Keahlian Peternakan PKP (S1)
  • Bidang Keahlian Perikanan PKP (S1)
  • Biologi (S1)
  • Teknologi Pangan (S1)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  • Pendidikan Bahasa Indonesia (S1)
  • Pendidikan Bahasa Inggris (S1)
  • Pendidikan Biologi (S1)
  • Pendidikan Fisika (S1)
  • Pendidikan Kimia (S1)
  • Pendidikan Matematika (S1)
  • Pendidikan Kewarganegaraan (S1)
  • Pendidikan Ekonomi dan Koperasi (S1)
  • Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD (S1)
  • DII PGTK
  • DII Pendidikan Olahraga (Guru SD-Beasiswa)
  • DII Pendidikan Olahraga (Guru SD-Swadana)

Pasca Sarjana

  • Magister Administrasi Publik
  • Magister Manajemen Perikanan
  • Magister Manajemen


MODEL-MODEL PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Internet sebagai sebuah jaringan universal, dengan berbagai aplikasi yang berjalan di atasnya, memungkinkan untuk penyelenggraan pendidikan berbasis e-learning, sehingga dengan demikian akan membuka peluang bagi lembaga pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi siapapun yang memenuhi persyaratan. Dengan menerapkan konsep dasar domain teknologi pengajaran (domain of isntructional technology), maka e-Learning merupakan suatu peluang dan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk mulai mengimplementasi Information Technology (IT)-Based education.


Dalam rangka untuk memperluas kesempatan belajar tersebut, Departemen Pendidikan Nasional, melalui beberapa kebijakan telah melahirkan program-program pendidikan berbasis IT, seperti hadirnya Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas), INHERENT (Indonesia Higher Education Network), dan beberapa program hibah TIK lainnya, disamping model pendidikan jarak jauh yang telah eksis seperti Universitas Terbuka (UT).

TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia. Dewasa ini, kebijakan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi diarahkan untuk memecahkan masalah pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Sesuai arah kebijakan tersebut, program pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Teknologi Pembelajaran
    Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem dan model layanan pendidikan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam rangka peningkatan mutu dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Kegiatan pokok yang telah dan sedang dilaksanakan meliputi:
    a. Pengembangan dan pemanfaatan media audio interaktif untuk pembelajaran SD Kelas Rangkap.


    Belajar dengan memanfaatkan media audio

    b. Pengembangan pendidikan dan pelatihan Bahasa Inggris sistem Jarak Jauh untuk Guru SD.
    c. Pengembangan program pendidikan tinggi jarak jauh (Program D-II PGSD Sistem Jarak Jauh).
    d. Pengembangan pendidikan terbuka jarak jauh tingkat pendidikan dasar (SMP Terbuka).

    Siswa SMA Terbuka; belajar dengan modul

2. Pengembangan dan Pendayagunaan Teknologi Informasi
    Program ini merupakan pengembangan media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi (komputer) dalam rangka menyediakan bahan belajar dan sarana komunikasi pembelajaran. Kegiatan pokok yang dilaksanakan:

    a. Pengembangan program VCD multi media interaktif untuk siswa SD, SMP, SMA, dan SMK.

    Komputer; media pembelajaran interaktif

    b. Pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran (e-dukasi.net)
    c. Pengembangan jaringan sekolah (Jaring wiyata)

    Internet: wawasan global

3. Pengembangan dan Pendayagunaan Teknologi Komunikasi
    Program ini merupakan pengembangan media pembelajaran yang berbasis penyiaran (broadcast). Kegiatan pokok yang dilaksanakan :
    a. Pengembangan dan pemanfaatan video (VCD) untuk siswa SD, SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi.
    b. Pengembangan dan penyelenggaraan Siaran Televisi Pendidikan (Televisi Edukasi/ TVE).

    Siaran TVE; menjangkau seluruh tanah air

4. Pelayanan dan Kerjasama
    Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dan kerjasama dengan berbagai pihak sebagai upaya pengembangan dan pemasyarakatan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan. Kerjasama dilakukan dengan lembaga/instansi (pemerintah dan swasta) baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan pokok yang dilaksanakan :
    a. Pelatihan-pelatihan yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan

    Pelatihan Pengembangan SDM

    b. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) teknis yang menekankan keahlian/ keterampilan profesional bidang teknik produksi media, manajemen produksi media, pengembangan bahan belajar, dan lain-lain.
    c. Pelayanan studi banding dan pelayanan magang bagi siswa dan mahasiswa dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi.
    d. Kerjasama Internasional dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (GDeNet, Japan Foundation, dll.)

    e. Penyelenggaraan Jaringan Sistem Belajar Jarak jauh. Indonesian Distance Learning Network (IDLN) bersifat lintas sektoral dari berbagai Departemen/Non Departemen, perguruan tinggi (negeri dan swasta), dan lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan jarak jauh.

    f. Memfasilitasi Pengelolaan SEAMOLEC. Selaku host institution Pustekkom memfasilitasi pengelolaan SEAMOLEC (SEAMEO Regional Open Learning Center). SEAMOLEC adalah lembaga yang menangani pemasyarakatan dan pengembangan sistem belajar jarak jauh/terbuka di Asia Tenggara.

    g. Asean SchoolNet

    Dalam rangka percepatan pengintegrasian ICT ke dalam pembelajaran, UNESCO Bangkok bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dari 8 negara ASEAN mengembangkan jaringan sekolah Asia Tenggara (ASEAN SchoolNet). Untuk kegiatan ini Pustekkom berperan sebagai National Coordinator. Dalam pelaksanaanya Pustekkom bekerjasama dengan Pusat Kurikulum dan Direktorat Pedidikan Menengah Umum.

MEDIA DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka pendidikan jarak jauhpun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.

Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik , maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauhm (PJJ).

a. Media Cetak

Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor.

Keunggulan Media Cetak untuk PJJ

Media cetak memiliki keunggulan sebagai berikut:

§ Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.

§ Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana saja (seperti di rumah, di kendaraan umum, terminal atau tempat lain yang memungkinkan).

§ Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik dengan mudah membawanya ke mana saja mereka pergi.

§ Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian sepeti penulisan indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun subjudul.

Pemanfaatan Media Cetak dalam Pendidikan Jarak Jauh

Media cetak, khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan media cetak untuk pendidikan jarak jauh antara lain adalah sebagai beirkut:

§ Pastikan bahwa semua modul dan atau media cetak lain seperti foster, lembar kerja dan lain-lain yang dibutuhkan untuk semua mata ajar telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.

§ Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik kepada seluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan mata ajar yang diambilnya.

§ Pastikan para tutor telah memahami semua modul sesuai dengan mata ajar yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.

§ Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

§ Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.

b. Media Massa/Siar/Tayang

Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.

1). Siaran Radio

Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang-gelombang ini diumpamankan sebagai jalan raya (highways) yang tidak terlihat serta mepunyai kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindentifikasikan sebagai frekuensi AM maupun FM yang mengacu siaran peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.

Walaupun mampu memperluas jangkauaan daerah siaran, penggunaan sistem relay ini tidak dapat menjangkau daerah daerah tertentu yang dikenal dengan istilah blank spot area. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, keterbatasan ini dapat diatasi dengan penyiaran radio melalui satelit siaran langsung (Radio-SSL). Secara teknis, siaran radio melalui SSL akan diterima dengan baik karena tidak mengalami pengurangan mutu seperti yang pada umumnya dialami bila menggunakan stasiun relay. Satu satunya kendala dari penggunaan siaran radio-SSL ini terletak pada pengadaan alat penerima khusus yang harganya tidak murah. Selain karakteristik teknik seperti yang telah dijelaskan, media radio juga memiliki karakteristik lain, baik dari segi keunggulan maupun keterbatasannya.

Keunggulan:

- Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya.

- Keunggulan lain dari media dengar ini adalah kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengae dan cukup fleksibel dalam menyajikan informasi dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi, ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam penyelenggaraan SPJJ.

Keterbatasan :

- Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan.

- Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman.

- Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan, beberapa penyelanggara SPJJ mengalami kendala, seperti mahalnya biaya penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung.

Bentuk Penyajian Program Radio

Program program yang disajikan melalui radio dalam SPJJ harus dikembangkan semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk dapat memikat peserta didik mendengarkan materi maupun informasi yang disampaikan. Perancang program radio untuk SPJJ perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:

- Ceramah atau kuliah

Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan , tempo dan intonansinya tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri di depan mikropon.

- Dialog

Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

- Wawancara

Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembiocara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara.

- Drama

Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat diangkat dan dikemas dalam bentuk ini.

- Feature

Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu.

- Majalah

Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio, misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda, regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik.

Dari sekian banyak bentuk peyajian yang dapat digunakan dalam SPJJ, belum ada penelitian yang mengkaji efektivitas dari masing masing bentuk penyajian. Walaupun demikian bentuk penyajian tersebut dapat dijadikan alternatif penyajian bagi para perancang bahan ajar dalam institusi penyelenggara SPJJ.

Pemanfaatan Media Radio pada SPJJ

Dalam hampir semua proses pendidikan, jenis suara yang paling banyak digunakan adlah suara manusia. Suara manusia mampu memberikan intonasi, tempo, volume, dan penekanan yang kesemuanya sangat berarti dalam proses pembelajaran. Keunggulan yang dimiliki oleh suara manusia ini mampu ditransfer melalui media radio yang dikenal sebagai media yang murah dan mudah diakses. Perpaduan keunggulan tersebut cukup untuk menjadi alasan pemanfaatan media radio dalam sebuah institusi penyelengaraan SPJJ.

Di negara-negar maju misalnya, hampir semua orang memiliki radio. Sementara di negara-negara berkembang radio dikatagorikan sebagai barang yang cukup terjangkau harganya dan mudah didapat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Aksesibilitas yang tinggi terhadap media radio ini haruslah dicermati sebagai peluang bagi setiap penyelenggara SPJJ untuk diberdayakan sebagai alat mentransfer ilmu dan informasi kepada peserta didik. Setiap peluang akan menjadi bermakna dan berhasil guna bila dapat dimanfaatkan dengan baik.

Pertimbangan lain yang mengunggulkan media radio dalam proses pengajaran dan pembelajaran antara lain adalah kemampuan media ini mengaitkan materi ajar pada mata kuliah tertentu dengan kejadian yang baru terjadi. Hal ini sangat penting dalampengajaran bagi peserta didik dewasa. Selain itu, media radio mampu menyajikan perubahan yang cepat dari ilmu pengetahuan yang tidak mampu diakomodasi dalam bahan ajar cetak yang sudah tersusun.

Walaupun media radio mempunyai beberapa keunggulan dalam proses pembelajaran dan pengajaran, namun kelemahan media ini perlu pula dicermati. Walaupun program radio sangat memotivasi tetapi trnyata peserta didik mengalami kesulitan belajar melalui radio. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi mendengarkan program yang berdurasi 20 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesanggupan media radio sebagai media pembelajaran dan pengajaran pada SPJJ antara lain berkaitan dengan jenis materi belajar yang disampaikan, materi yang bersifat konkret lebih mudah diterima. Selain itu, faktor penggunaan bahasa yang sederhana dan kosakata yang sudah dikenal, pemberian contoh-contoh baik melalui dramatisasi maupun kasuis-kasus juga sangat berpengaruh kepada keberhasilan penggunaan media radio. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah durasi program. Durasi sebaiknya tidak lebih dari 15 menit atau bahkan 10 menit.

Selain fungsi sebagai media pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ, media radio juga sangat populer digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi-informasi mengenai ujian, registrasi, dan publikasi bagi institusi untuk menarik perhatian peserta baru. Dalam SPJJ, media komunikasi yang murah dan cepat, seperti radio mempunyai kontribusi yang berarti untuk menjadi jembatan antara pengelola dan peserta didik.

Permasalahan lain yang kerap timbul dalam pemanfaatan media radio dalam SPJJ adalah bagaimana peserta didik dapat mendengarkan program-program yang disiarkan pada waktu yang sudah dijadwalkan. Hal ini memang merupakan persoalan yang cukup pelik dalam sebuah institusi SPJJ karena kendali terhadap waktu belajar peserta didik terletak sepenuhnya di tangan peserta didik sendiri. Tetapi, dalam hal pemanfaatan media radio peserta didik tidak mempunyai kendali terhadap stasiun siaran, merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal yang diberikan. Dalam SPJJ, kondisi ini ternyata menjadi masalah bagi sebagian peserta. Pemberian jadwal siaran secara teratur kepada peserta didik tidaklah cukup. Penyiaran program yang sama sebanyak dua atau tiga kali pada waktu yang berbeda akan memberikan kesempatan yang lebihh besar bagi peserta didik untuk menyesuaikan jadwal kegiatan mereka dengan jadwal siaran yang ditawarkan oleh institusi penyelenggara SPJJ.

Pertimbangan lain yang perlu dipikirkan dalam pemanfaatan media radio oleh institusi penyelenggaraan SPJJ adalah akses untuk memproduksi dan mendistribusikan materi ajar yang dikemas dalam program radio. Walaupun peserta didik mempunyai kases tinggi untuk memanfaatkan siaran radio, tetapi apabila institusi penyelenggara SPJJ tidak mempunyai akses terhadap pelaksanaan produksi dan penyiaran program, maka akses yang dimiliki peserta didik pun akan sia-sia. Institusi penyelenggara SPJJ mungkin memiliki peralatan produksi program, bahkan stasiun pemancar sendiri. Jika hal ini terjadi, berarti institusi mempunyai akses internal penuh untuk memanfaatkan media radio. Sebaliknya, bila institusi tersebut tidak memiliki peralatan produksi maupun stasiun penyiaran sendiri, maka institusi tersebut harus mempunyai akses eksternal, yaitu akses terhadap lembaga lain yang mampu memproduksi maupun memancarkan program radio.

2) Siaran Televisi

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Untuk memberi gambaran umum, secara selintas sistem penayangan dari masing-masing akan disinggung sedikit.

Sistem Penayangan Siaran Televisi

Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan menggunakan sistem broadcast transmission. Penayangan televisi melalui sistem broadcast transmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ultra High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan antena penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini bergantung pada kekuatan daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.

Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah melalui sistem closed-circuit television (CCTV). Sistem ini merupakan sistem pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi tertentu yang masuk dalam jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat televisi yang berada di luar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya tidak luas.

Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penerimaan siaran televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang menginginkan menerima siaran khusus dan tidak dapat diterima oleh siaran televisi terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini.

Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan sistem penerimaan siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat televisiyang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan daya pancar 100 sampai 400 watt, SSL ini dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdeiri dari antena disk yang berdiameter 0,6 hingga 1 meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin majunya teknologi, antena disk penerima berdiametr tidak lebih dari 18 inci. Secara singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut : stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian melalui saluran tertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang sinyalnya kemudian dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima.

Karakteristik Media Televisi

Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.

Keunggulan:

- Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan

- Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.

- Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.

- Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam SPJJ.

Keterbatasan:

- Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.

- Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.

- Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.

- Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.

- Keterbatasan lain dari media televisi adalah masalah interaktivitas yag sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.

Bentuk Penyajian Program Televisi

Televisi merupakan media yang memiliki kemampuan menyampaikan informasi dalam bentuk suara, gambar, dan gerak sekaligus, serta dapatdisajikan dalam berbagai bentukpenyajian. Pada dasarnya, bentuk penyajian program televisi sama dengan bentuk penyajian dalam program radio yang telah dijelaskan sebelumnya. Bentuk penyajian tersebut adalah:

· Ceramah, dikenal dengan istilah talking head.

· Dialog

· Wawancara

· Drama

· Feature

· Majalah

Penjelasan rinci mengenai bentuk penyairan ini dapat dilihat pada penjelasan tentang radio, yang membedakan bentuk penyajian tersebut bila diterapkan dalam media televisi adalah penambahan unsur visual dan gerak. Dengan adanya tembahan unsu visual dan gerak, menjadikan media televisi menarik sekaligus lebih sulit pembuatannya. Para pembicara, penyiar ataupun pemain dan pelaku lainnya tidak hanya dinilai dari suaranya, tetapi juga penampilan mereka.

Pemanfaatan Media Televisi dalam SPJJ

Pemanfaatan media televisi dengan frekuensi siaran yang cukup tinggi dari berbagai institusi penyelengara SPJJ memperlihatkan bahwa media televisi meupakan media yang memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar matei pembelajaran sekaligus sebagai media promosi bagi institusi yang bersangkutan.

Kenyataan lain yang dihadapi oleh sebagian institusi penyelenggaran SPJJ dalam menayangkan program televisi adalah sulitnya memperoleh jam tayang serta jumlah jam tayang yang memadai. Hal seperti ini cukup logis mengingat institusi penyelenggara SPJJ tidak memiliki stasiun pemancar sendiri. Pada umumnya institusi penyelenggara SPJJ mengandalkan stasiun pemancar milik swasta atau pemerintah yang telah beroperasi di wilayah masing-masing. Kondisi seperti ini mengharuskan setiap institusi penyelenggara SPJJ untuk selalu menjaga adanya akses terhadap fasilitas produksi serta stasiun pemancar yang berkesinambungan.

c. Media Pribadi/Personal

Keberadaan media pribadi atau media personal dalam SPJJ adalah kebalikan dari media massa. Media massa adalah media yang bersifat terbuka, artinya baik peserta didik yang terdaftar maupun tidak terdaftar dapat menggunakn dan mempelajari materi-materi ajar yang disampaikan melalui media tersebut. Sebaliknya, media pribadi atau personal adalah media yang digunakan secara personal atau perorangan, dan biasanya digunakan oleh mereka yang telah terdaftar pada suatu institusi SPJJ. Media-media yang masuk dalam katagori ini antaara lain: personal-computer (PC), audio-cassette player, VCR; yang kesemuanya memberikan fleksibilitas bagi peserta didik dalam penggunaannya. Peserta didik bebas untuk menggunakannya kapan saja, dimana saja , disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Tentu saja dengan syarat masing-masing peserta didik memiliki akses terhadap penggunaan media tersebut. Kita akan melihat satu persatu jenis media yang termasuk dalam kategori media personal ini lebih mendalam.

1) Audio Kaset

Karakteristik Media Audio Kaset

Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagi media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ualng, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media ini akan dipaparkan satu persatu.

Keunggulan:

- Di antara media-media yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh, media audio kaset tergolong sebagi media yang murah.

- Pengembangan program relatif mudah.

- Dapat digunakan kapan saja tanpa terikat pada jadwal terentu seperti halnya radio.

- Peserta didik dapat menggunakannya sesuai dengan kecepatan dan kemampuan belajar mereka masing-masing. Durasi/lamanya program lebih flekibel karena tidak tidak terikat pada acuan durasi tertentu, tidak seperti program radio yang terikat pada durasi penyiaran tertentu. Durasi program audio kaset dapat pendek atau panjang sesuai dengan materi yang disampaikan.

- Penyajian media audio kaset ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu: hanya mendengar; mendengar dan melihat; mendengar, melihat, dan melakukan.

- Menyediakan berbagai sumber belajar yang hanya dapat dimengerti melalui suara, kemudian menganalisis apa yang mereka dengar.

- Membantu peserta didik melatih suatu ketrampilan. Penjelasan dalam bentuk suara yang terekam dalam kaset audio akan lebih mudah memandu peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan yang memerlukan ketrampilan tertentu.

- Membuat penyajian bahan ajar lebih manusioawi dan bersifat personal, sehingga dapat memotivasi dan menguatkan peserta didik. Kehadiran suara manusia apakah itu tutor atau pengajar yang seolah-olah berbicara langsung kepada peserta didik memberikan perasaan lebih dekat dan tidak sendiri. Peran ini sangat penting untuk dihadirkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ mengingat kehadiran secara fisik dari ada pengajar sangat minimal atau bahkan tidak ada.

- Menyajikan materi ajar yang tidak mudah dituangkan dalam bentuk bahan cetak. Dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran terdapat kemungkinan ditemukan materi-materi yang sulit untuk dituangkan melalui media cetak. Keberadaan media audio kaset dapat menjembatani situasi yang demikian.

- Mempengaruhi perasaan dan sikap peserta didik.

- Mampu menampilkan para ahli yang tidak mempunyai waktu menuangkan pengetahuan/keahlian mereka ke dalam bentuk cetak.

- Memberi kesempatan peserta didik untuk mendengar suara dari para ahli, pengajar atau siapa pun yang memperkuat materi ajar yang mereka pelajari.

- Memberi kesempatan pada peserta didik yang tidak dapat membaca dan karena alasan lain yang membuat mereka tidak dapat membaca.

Keterbatasan:

- Memerlukan alat putar/player. Mengingat salah satu alasan yang mendasari penggunaan SPJJ adalah pemerataan pendidikan pada daerah-daerah pelosok, maka ada kemungkinan peserta didik tidak memilik alat putar/audio-cassette player.

- Memerlukan listrik.

Dengan sejumlah keunggulan yang dimiliki media audio kaset tidak diragukan bahwa media ini merupakan media yang “menjanjikan” dalam SPJJ. Murah, mudah, fleksible merupakan kunci keberhasilan suatu media dalam SPJJ,

Bentuk Penyajian Program Audio Kaset

Penggunaan audio kaset dalam SPJJ ada dua macam. Pertama adalah merekam program-program yang telah disiarkan, car ini dinilai cukup baik untuk mengatasi penggunaan media radio yang kerap kali tidak dapat didengarkan oleh peserta didik. Cara Kedua adalah merancang khusus program-program untuk audio-kaset. Perbedaan dasar media audio-kaset dengan media radio adalah dalam hal penggunaan serta format penyajian. Dari sisi penggunaannya, kendali terletak pada peserta didik. Mereka leluasa untuk menghidupkan, mematikan, mengulang, atau mempercepat program yang mereka dengarkan sesuai dengan keinginan mereka. Hal seperti ini tidak terjadi pada siaran radio, yang peserta didiknya tidak memiliki kendali. Keunggulan lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah kemampuan media audio kaset ini untuk tampil dalam berbagai cara atau forma penyajian. Format penyajian audio kaset secara garis besar dapat dibedakan dalam tiga bentuk penyajian yaitu:

· Hanya mendengar

· Mendengar dan melihat

· Mendengar, melihat, dan melakukan

Hanya Mendengar

Format penyajian ini dapat menyajikan segala jenis suara yang dapat didengar (aural) dan suara manusia. Suara yang dapat didengar (aural) adalah segala jenis suara yang dapat direkam dan disampaikan melalui kaset audio. Suara yang dapat didengar (aural) dibedakan dalam beberapa jenis sumber, yaitu:

- Peragaan melafalkan kata-kata teknikal yang baru dipelajari

- Dialog Bahasa Asing

- Diskusi atau interviu dengan praktisi

- Dramatisasi

Suara-suara yang dapat direkam dalam audio kaset ini berkaitan erat dengan materi yang dibahas pada materi dari mata pelajaran atau mata kuliah. Hal ini ditujukan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari bahan ajarnya.

Jenis suara yang dapat direkam dalam audio kasetadalah suara manusia dalam hal ini pengajar atau tutor dari mata pelajaran atauy mata kuliah yang bersangkutan. Penyajian pengajar atau tutor dapat berbentuk ceramah, pembicaraan antara dua, tiga orang atau bimbingan belajar. Bentuk penyajian ceramah biasanya membosankan, sebab pengajar cenderung berbicara secara formal sehingga tidak menarik. Namun, tentunya bentuk penyajian ini akan menjadi menarik apabila dibawakan oleh pengajar yang mampu berbicara di depan mikropon dengan cara yang memikat, tempo suara yang cukup, intonasi yang menguatkan, meyakinkan, mapu membuat peserta didik merasakan bahwa sang pengajar “berbicara langsung” dengan mereka, mampu memberikan reinforcement yang kuat. Namun, apabila sulit mendaptkan pengajar dengan kualifikasi tersebut, maka bentuk pemberian bahan ajar melalui audio kaset ini dapat dilakukan dengan cara menampilkan dua orang pengajar yang akan berbicara secara bergantian dalam bentuk dialog atau wawancara. Bentuk penyajian ini akan membantu menghidupkan suasana sehingga pembicaraan mengalir dengan luwes dan menarik peserta didik yang mendengarkan. Bentuk penyajian lain seperti drama, feature atau majalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat pula digunakan pada program audio kaset apabila sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan.

Penyajian materi oleh pengajar atau tutor dalam audio kaset tidak terbatas hanya pada materi bahan ajar, tetapi juga dapat menyajikan materi lain yang bermanfaat bagi peserta didik, misalnya bantuan belajar, bimbingan belajar. Bentuk sajian seperti ini juga sangat membantu peserta didik dalam SPJJ untuk menghilangkan rasa kesendirian.

Mendengar dan Melihat

Bentuk penyajian audio kaseeet lain yang dapat dikembangkan adalah bentuk penyajian yang peserta didiknya tidak hanya mendengar suara tetapi juga melihat. Bentuk sajian ini dikenal dengan istilah audio-vission. Media audio kaset memang merupakan media yang sangat bergantung dengan suara, tetapi bentuk penyajian audio vission mampu menstimulasi peserta didik untuk tidak hanya mendengar tetapi juga melihat secara bersamaan. Apa yang didengar dan dilihat berkaitan satu dengan yang lain dan saling menguatkan atau lebih dikenal dengan sebutan terintegrasi. Visual atau sesuatu yang dilihat dalam paket ini dapat berbentuk bahan cetakan, misalnya gambar, grafis, peta, foto, chart, diagram, tabel, yang tentunya sesuai dan berkaitan dengan apa yang disuarakan. Selain itu, dapat pula berbentuk bahan visual non-cetak, seperti slide atau bahkan benda nyata yang perlu dipelajari, misalnya potongan batu-batuan. Penyajian seperti ini akan sangat membantu dan memperkuat informasi yang diberikan, karena selain mendapat informasi melalui pendengaran, peserta didik dapat pula menggunakan penglihatan. Bentuk penyajian audio-vission ini tentu memerlukan persiapan dan rancangan yang lebih matang dibandingkan dengan bentuk audio kaset yang hanya mendengar.

Mendengar, Melihat, dan Melakukan

Bentuk penyajian audio kaset yang mengkombinasikan kemampuan mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu disebut dengan istilah active audiovission. Bentuk penyajian ini merupakan modifikasi dari audiovission yang menambahkan faktor aktif dari peserta didik untuk melakukan sesuatu. Media audio kaset yang dikenal sebagai media satu arah yang tidak mempunyai kemampuan interaksi ternyata dapat memberikan proses interaksi walaupun dalam tingkat tertentu dalam bentuk penyajian active audiovission. Melalui bentuk penyajian ini peserta didik dapatdiminta untuk melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, misalnya: menghitung sesuaatu, menyelesaikan suatu pekerjaan, mengoperasikan peralatan tertentu, bahkan melakukan eksperimen. Pengembangan program active audiovission ini memerlukan persiapan yang jauh lebih komplek dari bentuk penyajian audio kaset lainnya, tetapi memilik kemampuan pengajaran yang sangat baik bagi peserta didik dlam SPJJ.

Pemanfaatan Media Audio Kaset dalam SPJJ

Pada kondisi dewasa ini, secara teori pemanfaatan audio kaset dalam SPJJ tidak menjadi masalah mengingat peralatan putar atau audio cassette player bukan merupakan barang langka. Walaupun demikian, penggunaan media audio kaset dalam institusi penyelenggara SPJJ sangat beragam. Pada institusi tertentu pemanfaatan media audio kaset cukup tinggi tetapi pada institusi lain belum tentu demikian. Pada umumnya setiap institusi penyelenggara SPJJ memanfaatkannya, sekalipun dalam presentasi yang kecil.

2) Video / VCD

Istilah video bukan merupakan hal yang baru, baik dalam dunia hiburan maupun pendidikan. Video yang dalam bahasa latinnya berarti I See, memiuliki pengertian sebagai penyajian gambar-gambar yang disampaikan melauli televisi atau bentuk media sejenis. Pada awal perkembangannya gambar-gambar yang direkam dalam bentuk video ini dikemas dalam kaset. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam bidang media yang sangat cepat, telah memunculkan versi perekan video lain yang digunakan untuk mengemas program video, antara lain videodiscs. Kedua versi video tersebut baik dalam bentuk kaset maupun disc dimanfaatkan dlam SPJJ sebagai media untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat dikategorikan sebagai media personal yang artinya dimanfaatkan secara individual oleh peserta didik. Walaupun tidak menutup kemungkinan pemanfaatan video ini dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.

Karakteristik Media Kaset Video/Video Disc

Kehadiran video dan alat pemutar kaset video atau video disc memberikan warna dan dimensi baru dalam pemanfaatan program televisi pendidikan. Hal ini tentunya mempunyai dampak secara langsung pada pemanfaatan teknologi dalam SPJJ. Munculnya teknologi ini membantu institusipenyelenggara SPJJ untuk tidak bergantung secara penuh kepada media televisi. Kemampuan video kaset/disc dan televisi dalam menyajikan bahan ajar, pada umumnya sama. Perbedaan yang jelas di antara keduanya adalah penggunaanvido kaset/disc bersifat personal dan tidak perlu terjadwal, sementara media TV merupakan media massa dan pengunaannya terjadwal.

Kaset Video vs Video Disc

Pada dasarnya, video discs atau dikenal dengan sebutan VCD ini memiliki fungsi yang sama dengan media audio klaset, yaitu sebagai penyampaian materi ajar. Perbedaan mendasar di antara keduanya terletak pada format fisiknya:

· Kaset video terbuat dari pita kaset, sementara video disc terbuat dari bahan perak yang berkilat.

· Bila ditinjau dari ukuran dan kualitasnya, maka video kaset memiliki ragam yang cukup banyak, yaitu : U-matic memiliki kelebaran pita ¾ inci dengan kualitas broadcast; VHS memiliki kelebaran pita ½ inci dengan kualitas non-broadcast, Hi-8 memiliki kelebaran pita ¼ inci dengan kualitas rendah. Sementar ukuran dari video disc berdiameter 12 inci.

· Perbandingan kualitas antara kaset video dengan video disc cukup signifikan; videodisc memiliki resolusi sejumlah 350 garis, sementara kaset video hanya 240 garis. Dengan resolusi sebesar 350 garis, maka videodisc dikategorikan memiliki kualitas High Definition television (HDTV), yang artinya memiliki gambar-gambar yang disajikan kualitasnya lebih baik dan setaraf dengan kualitas gambar pada film 16 mm. Keunggulan lain dari videodisc dibandingkan dengan kaset video terlihat dari kualiltas audionya yang memiliki perbedaan cukup signifikan.

· Perbedaan lain antara videodisc dan video kaset dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan adalah adanya kemampuan videodisc untuk menampilkan gambar secara frame by frame dan memiliki dua track suara

Untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang pemanfaatan video kaset/disc dalam SPJJ, perlu diketahui tidak saja keunggulannya, tetapi juga keterbatasannya yang tentunya menggambarkan karakteristik media video kaset/disc secara menyeluruh.

Keunggulan:

- Mampu menyampaikan materi belajar dalam bentuk audio, visual, dan gerak. Kemampuan ini pada dasarnya sama persis dengan media televisi.

- Pemanfaatan video kaset/disc tidak bergantung pada jadwal tertentu.

- Materi yang disajikan dalam program video dapat diintegrasikan dengan bahan ajar dalam bentuk lain, media cetak misalnya.

- Kendali terdapat pada peserta didik. Peserta didik dapat memulai, mengulang, dan menyelesaikan programnya sesuai dengan kebutuhan mereka.

- Durasi program video kaset/disc fleksibel. Panjang pendeknya program tidak ditentukan oleh durasi tertentu seperti halnya program yang ditayangkan melalui media televisi, melainkan dengan materi dan tujuan program.

Keterbatasan :

- Diperlukan alat pemutar kaset video/video disc, video cassette/disc player yang harganya tidak murah.

- Biaya pengganti kaset video relatif lebih mahal dibandingkan dengan kaset audio dan video disc lebih mahal dari kaset video. Untuk mata ajaran/mata kuliah yang hanya diikuti peserta didik dengan jumlah terbatas, kompensasi pengganti biaya kaset video ataupun video disc menjadi lebih mahal.

Keunggulan yang melekat pada media kaset video/video disc ini memberikan banyak keleluasaan dalam merancang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ. Sejauh mana media kaset video/video disc ini dapat berperan dalam pembelajaran jarak jauh, merupakan hal menarik untuk dibahas.

Pemanfaatan Media Kaset Video dalam SPJJ

Penggunaan kaset/disc video dalam SPJJ sangat membantu peserta didik yang tidak sempat menyaksikan tayangan program melalui media televisi. Selain itu, memberi kesempatan kepada peserta didik yang ingin mempelajari materi-materi dalam program secara lebih mendalam dengan kecepatan belajar mereka masing-masing. Sementara cara penggunaan kaset video yang kedua adalah merancang secara khusus bahan ajar yang akan disampaikan dalam video kaset/videodisc. Cara kedua ini umumnya dapat lebih mengenai sasaran atau tujuan pembelajaran, karena perancang program tidak perlu terikat pada durasi program yang biasanya disyaratkan bila ditayangkan melalui media televisi serta dapat memberikan instruksi atau arahan dalam mempelajari bahan ajar. Denagan memprhatikan karakteristik media kaset video serta karakteristik SPJJ, media ini mampu berperan banyak dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan SPJJ. Secara spesifik, peranan media kaset/disc video dalam proses pengajaran dan pembelajaran si SPJJ dapat diidentifikasi sebagai berikut:

- Materi yang disampaikan melalui media cetak yang memiliki keterbatasan dalam menyajikan visualisasi dan gerak akan terbantu dengan kehadiran kaset video/videodisc. Materi yang tidak dapat dituangkan dalam media cetak karena memerlukan banyak visualisasi atau bahkan gerkan dapat disampaikan melalui kaset video/videodisc.

- Karakteristik lain dari media kaset video yang sangat menunjang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ adalah kendali menggunakan media ini sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Peserta didik dapat menghidupkan, mematikan, mengulang, istirahat sejenak sesuai dengan keinginan/kemampuan mereka atau sesuai dengan rancangan program. Peserta didik dapat memilih sekehendak hati mereka bagian mana yang akan mereka pelajari lebih seksama atau bagian mana yang dapat mereka acuhkan. Selain itu, peserta didik dapat mengikuti arahan yang diberikan oleh program video untuk melakukan suatu kegiatan. Kehadiran media kaset video sebagai bagian yang terintegrasi dengan media cetak, dapat dimunculkan untuk memberikan penjelasan yang bersifat gerak dan visual. Kemampuan media kaset video untuk digunakan secara terkait atau terintegrasi dengan bahan ajar lain sangat membantu pemahaman peserta didik dalam mempelajari suatu materi. Kemampuan kaset video dalam menghadirkan interaksi jauh lebih baik dari pada media televisi, walaupun dalam tingkat rendah. Kemampuan berinteraksi ini sangat berperan dalam peningkatan kualitas proses belajar peserta didik.

- Proses pengajaran dan pembelajaran lain yang dapat didukung oleh kehadiran media kaset video dalam SPJJ adalah adanya kesempatan untuk menyaksikan program video secara berkelompok. Program kaset video dapat didesain dalam beberapa cuplikan/fragmen pendek untuk menjadi bahan diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang membahas materi yang disampaikan dalam program video akan bermanfaat bagi peserta didik untuk dapat merefleksikan pengalaman ataupun opini mereka terhadap materi terkait.

3) Komputer

Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan.

Karakteristik

Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa, terutama oleh institusi yang menerapkan SPJJ. Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:

· Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,

· Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,

· Mampu menampilkan unsur audio visual,

· Dapat memberikan umpan balik,

· Menciptakan proses belajar berkesinambungan.

Karakteristik media berbasis komputer ini sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagi media pembelajaran dalam SPJJ. Potensi yang sulit diperoleh melalui media lain dapat terakomodasi .

Bentuk penyajian

Keunggulan media berbasis komputer dari segi kemampuan menghadirkan interaktivitas telah dieksploitasi dalam berbagai bentuk penyajian. Enam bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dalam merancang materi pembelajaran, yaitu:

1. praktek dan latihan (drill and practice)

2. tutorial

3. permainan (game)

4. simulasi (simulation)

5. penemuan (discovery)

6. pemecahan masalah (problem solving)

Keenam bentuk penyajian materi melalui media komputer masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Program yang berbentuk drill and practice umumnya digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang bersifat konsep, prionsip atau prosedur. Bentuk penyajian ini ditujukan untuk melatih kecakapan dan ketrampilan. Interaksi yang digunakan pada bentuk penyajian ini dilakukan dengan cara pemberian soal atau kasus yang memerlukan respoons dari peserta didik sekaligus disertai umpan baliknya.

Bentuk lain dari penyajian media berbantuan komputer ini adalah tutorial. Program ini menyajikan informasi atau pengetahuan tertentu yang diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus. Bentuk interaksi yang terlihat menonjol dalam penyajian ini adalah penyajian informasi dalambentuk bercabang (branchea), yang memberika kebebasan bagi peserta didik untuk mempelajari materi ajar.

Penyajian dalam bentuk permainan (games) umumnya ditujukan untuk memotivasi peserta didik dalam mempelajari materi atau informasi yang disampaikan.

Simulasi sebagai salah satu bentuk penyajian media berbantuan komputer, merupakan sebuah upaya untuk melibatkan peserta didik dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya tanpa resiko yang nyata. Melalui program simulasi, peserta diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang ada. Setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu.

Dalam program berbentuk penemuan (discovery), penyajian materi difokuskan pada pemecahan masalah dengan cara trial and error. Melalui bentuk penyajian ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadirkan. Dengan strategi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami proses yang dilalui untuk memecahkan masalah dan mampu mengingatnya lebih lama.

Bentuk lain penyajian komputer interaktif adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pada prinsipnya bentuk penyajian ini menitikberatkan pafa melatih peserta didik untuk memecahkan permasalahan, yang jawabnya telah disediakan dalam program.

Variasi interaksi yang dapat dihadirkan melalui media komputer tersebut memperkaya cara penyamnpaian materi pembelajaran dalam SPJJ.

Video Interaktif (Interactive Video)

Salah satu bentuk pemanfaatan media berbantuan komputer yang juga mampu menghadirkan proses belajar yang bersifat interaktif dalam SPJJ adalah video interaktif. Video interaktif ini merupakan bentuk penyajian materi pembelajaran yang dikemas dalam rekaman video tetapi disajikan dalam kendali komputer. Media komputer memegang peranan penting utntuk menghadirkan kemampuan inteligen dan interaktivitas, sementara video menghadirkan materi pembelajaran dalam bentuk suara dan gambar. Perpaduan antara dua karakteristik media tersebut menjadikan media ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh masing-masing media jika harus berdiri sendiri.

Keunggulan lain dari video interaktif adalah melekatnya karakteristik individualisasi. Karakter ini memungkinakan peserta didik/pengguna untuk memanfaatkan program sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Selain itu, video interaktif mampu menghadirkan bentuk simulasi.

Walaupun memiliki banyak kelebihan, video interaktif memiliki keterbatasan yang menghambat pengembangan dan pemanfaatannya dalam prod\ses pembelajaran, yaitu biaya. Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan media ini relatif tinggi, sehingga tidak banyak institusi pendidikan jarak jauh mampu menawarkan materi ajarnya dalam bentuk video interaktif.

Pemanfaatan Media berbantuan Komputer dalam SPJJ

Pemanfaatan media berbantuan komputer pada institusi yang menerapkan SPJJ masih terasa terbatas. Pada negara-negara maju kepemilikan perangkat komputer tidak merata. Misalnya di UKOU-Inggris, pada tahun 1988 tercatat bahwa hanya 35% mahasiswa memiliki perangkat komputer atau memiliki akses terhadap komputer, 38% menyewa, dan 27% sengaja membeli perangkat komputer untuk keperluan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media berbantuan komputer masih menghadapi kendala, terutama dalam hal ketersedian perangkat.

Media Telekomunikasi

Kemajuan yang sangat cepat dalam bidang telekomunikasi mempunyai dampak yang cukup berarti dalam penyelenggaraan SPJJ. Komunikasi elektronik jarak jauh dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: dalam bentuk teks, audio, dan video. Berdasarkan cara komunikasi ini, media telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam SPJJ ini dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

§ Audio Conferencing

§ Video conferencing

§ Internet

§ Computer conferencing

1) Audio Teleconference/Telekonferensi Audio

Bentuk lain dari media telekomunikasi yang dapat diterapkan dalam SPJJ adalah telekonferensi audio. Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit. Telekonferensi ini terjadi untuk menjembatani pertemuan antarindividu atau kelompok yang berada pada lokasi yang berbeda, pada saat yang bersamaan. Dalam SPJJ, kegiatan ini terjadi.

Keunggulan:

Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut:

§ Pesawat telepon sudah memastarakat, sehingga telekonferensi audio sangat potensial digunakan.

§ Relatif murah, efektif, dan mudah untuk digunakan.

§ Jangkauan luas, sehingga memungkinkan partisipasi mahasiswa dari berbagai lokasi.

§ Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain.

Keterbatasan:

Sedangkan keterbatasan telekonferensi audio adalah sebagai berikut:

§ Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.

§ Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi.

§ Terbatasnya pengalaman menggunakan media ini, membuat peserta enggan mengikuti kegiatan konferensi audio.

Peralatan yang diperlukan:

Dalam pendidikan jarak jauh, telekonferensi audio untuk mempertemukan peserta didik baik dalam bentuk kelas maupun kelompok yang lebih kecil dengan kelompok lain atau narasumber. peralatan yang diperlukan untuk telekonferensi audio ini adalah sebagai berikut:

§ Untuk telekonferensi yang memhubungkan satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon.

§ Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.

§ Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.

Pemanfaatan Telekonferensi Audio

Pemanfaatan telekonferensi audio dalam SPJJ dilakukan dengan berbagai macam sistem. Pemanfaatan telekonferensi audio dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut:

§ User-inisiated conference calls; konferensi terselenggara karena peserta berinisiatif menelepon. Untuk melakukan pemanfaatan telekonferensi dengan cara ini, pastikan bahwa semua peserta didik memiliki daftar nomor telepon orang atau tutor yang dapat mereka hubungi. Kemudian dorong setiap peserta didik untuk tidak sungkan-sungkan berkomunikasi melalui telepon sesuai denagn kebutuhannya

§ Operator-initiated; peserta konferensi dihubungi oleh operator. Dengan cara ini operator menghubungi peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan telekonferensi.

§ Dial-in or meet-me teleconferencing; konferensi audio yang diselenggarakan dengan sistem yang mempersilahkan para peserta untuk mengontak atau menelepon penyelenggara konferensi.

Dalam berbagai kasus penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, peserta didik lebih suka memanfaatkan model pertama.

2) Konferensi Video (Video Conferencing)

Pada dasarnya prinsip penggunaan video konferensi pada SPJJ tidak jauh berbeda dengan audio konferensi. Kelebihan yang dimiliki oleh konferensi video ini adalah para peserta dapat melihat satu dengan yang lain pada TV monitor. Artinya melalui konferensi video, peserta didik tidak hanya bisa mendengar tapi juga melihat (kombinasi antara suara dan gambar).

Keunggulan:

§ Memiliki nilai biaya efisien. Segala bentuk program yang disiarkan secara broadcast yang mampu mencapai sasaran pada lokasi yang berpencar, pada umumnya memiliki nilai biaya efisien.

§ Memiliki kemampuan penyajian materi atau informasi yang bersifat audiovisual.

§ Memiliki kemampuan komunikasi dua arah, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan jarak, ruang, dan waktu.

Keterbatasan:

§ Biaya pengadaan fasilitas, peralatan konferensi video, dan juga biaya penyelenggaraan komunikasi dua arah melalui telepon yang cukup mahal.

§ Pemanfaatan konferensi video menuntut persiapan yang lebih baik dan matang bagi tenaga pengajar/tutor, terutama dalam menyiapkan materi yang bersifat visual.

§ Durasi penyelenggaraan konferensi video terbatas. Berdasarkan pada sejumlah pendapat dari para pengguna, penyelenggaraan konferensi video sebaiknya tidak mencapai satu jam. Penggunaan konferensi video dengan durasi mencapai satu jam atau lebih menimbulkan kelelahan dan juga kehilangan daya kosentrasi. Dengan demikian apabila konferensi video harus dilakukan selama lebih dari satu jam, maka perlu diberikan waktu istirahat untuk memulihkan daya konsentrasi para peserta.

Peralatan yang diperlukan:

Beberapa perlatan yang diperlukan baik di lokasi pengirim maupun lokasi penerima antara lain adalah sebagai beirkut:

§ kamera,

§ mikropon,

§ monitor

§ Video Cassette Rercorder (VCR)

§ peralatan transmisi (seperti serat optik, kabel, microwave, satelit atau kombinasi dari kesemuanya; dan

§ peralatan komunikasi dua arah (talkback devices) berupa saluran telepon.

Pemanfaatan Konferensi Video Dalam SPJJ

Pemanfaatan konferensi video memerlukan persiapan yang matang baik di lokasi pengirim mapun penerima. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai beirkut:

1. Pastikan bahwa semua peralatan seperti tersebut di atas telah lengkap dan diinstal dengan baik, baik di lokasi pengirim maupun penerima.

2. Pastikan bahwa konverensi video telah terjadwal dengan baik (misal jadwal per bulan, triwulan atau semester berikut mata ajar dan narasumbernya).

3. Pastikan peristiwa/proses konferensi video telah direkam dengan baik. Sehingga, bagi peserta didik yang tidak sempat mengikuti konverensi video dapat mempelajarinya dengan cara menonton rekaman melalui video cassette.

3) Konferensi via Komputer (Computer Conferencing)

Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beraturs ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran.

Keunggulan

Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:

§ Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.

§ Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.

§ Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi (min. 156 KBPS)

§ Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.

§ Interaktifitas sangat tinggi

Keterbatasan:

Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut:

§ Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy);

§ Pulsa internet relatif masih mahal;

Peralatan yang diperlukan:

§ Unit komputer yang terhubung ke internet

§ Line telepon

§ Modem

§ Peralatan Local Area Network (seperti HUB, LAN Port, dll)

§ Computer Speaker

§ Camera

Pemanfaatan Internet dalam PJJ:

Pemanfaatan internet dalam PJJ dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai beirkut:

§ Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. melalaui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)

3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).

4. Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan.

5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.

§ Electronik Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail)

3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.

4. Atau tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.

5. Atau peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.

§ Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).

3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.

4. Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.

5. Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.