Sabtu, 14 Februari 2009

Sepintas Tentang SBI

SBI ( Sekolah Bertaraf Internasional ) adalah sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) pada tiap aspeknya serta mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian Standar Internasional. Dengan kata lain SBI adalah SSN ( Sekolah Standar Nasional ) plus x. Yang dimaksud dengan plus x di sini adalah standar nasional Pendidikan yang diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, diharapkan bahwa siswa lulusan SBI adalah siswa yang berkepribadian dan berakar budaya Indonesia serta memiliki wawasan global. Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan "... Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan bertaraf internasional. " Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 534/C3/Kep/2007 tanggal 14 Maret 2007, SMP Negeri 1 Sidoarjo ditetapkan sebagai salah satu Rintisan SBI. Mengacu pada Surat Direktur Pembinaan SMP Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 271/C3/DS/2008 tanggal 13 Februari 2008 dan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo nomor : 421.3/901/404.3.14/2008 tanggal 2 April 2008 tentang Penerimaan Siswa Baru Kelas SBI, maka pada tahun pelajaran 2008 - 2009, SMP Negeri 1 Sidoarjo membuka kelas VII SBI sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa maksimum per kelas 24 siswa.

Layanan Program SBI & RSBI...
Pengertian SBISBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional.Karakteristik SBI
Menerapkan KTSP yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
Mengadopsi buku teks yang dipakai SBI (negara maju).
Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yang ditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
Visi dan Misi SBIVisi SBI dirancang agar memnuhi tiga indikator,yaitu:
Mencirikan wawasan kebangsaan,
Memberdayakan seluruh potensi kecerdasan (multiple inteligencies)
Meningkatkan daya saing global
Misi SBI merupakan jabaran visi SBI yang dirancang untuk dijadikan referensi dalam menyusun/mengembangkan rencana program kegiatan, indikator untuk menuyun misi ini terangkum pada akronim SMART:
Specific
Measurable (terukur)
Achievable (dapat dicapai)
Realistis
Time Bound (jelas jangkauan waktunya)
LAYANAN EDU untuk SBI & RSBI
Pendidikan merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu yang berk elanjutan. Salah satunya dengan konsep peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Hal ini searah dengan perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT atau TIK sebagai pendukung utamaDari penjelasan di atas, pengenalan TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) beserta aplikasinya harus dimulai sedini mungkin, tanpa diskriminasi yang dilakukan secara bertahap mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi Berangkat dari hal tersebut di atas, kami dari PT. Edu Media Nusantara menawarkan solusi praktis penerapan ICT untuk mendukung layanan pendidikan khusus di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) terbagi dalam program:
PELATIHAN Pengembangan SDM sebagai percepatan optimalisasi TIK dalam pembelajaran:
Kompetensi Guru
Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Dasar
Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Menengah
Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Lanjut
Program Pelatihan Spesifik Produk:- Pelatihan Pembuatan Storyboard Bahan Ajar Multimedia- Pelatihan Pembuatan VCD/DVD Pembelajaran- Pelatihan Pembuatan Media Belajar Mandiri- Pelatihan Pembuatan Animasi Pembelajaran- Pelatihan Pembuatan Media Ajar berbasis Web- Pelatihan Pembuatan Mobile Book- Pelatihan Pembuatan Evaluasi On-line- Pelatihan Pembuatan E-Book, dan AudioBook
Paket Pelatihan Pengembangan E-Learning Sekolah
Paket Pelatihan Berbasis ICT lain sesuai kebutuhan pengguna)
Kompetensi Tenaga Kependidikan Non Guru
Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar MengajarPaket Pelatihan Aplikasi Administrasi & Manajemen berbasis ICTPaket Pelatihan Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran
Siswa terkait ICT
Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar Mengajar
Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan khususnya pada SBI, Edu Media menyediakan beberapa layanan diantaranya sebagai berikut:
Penyusunan bahan ajar/modul multimedia (bilingual)
Pengembangan partnership dan manajemen berbasis ICT
Peningkatan SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di bidang ICT
Promosi dan pemasaran sekolah bertaraf internasional
Pengadaan sarana prasarana ICT:- Pengadaan laboratorium komputer multimedia- Pengadaan LCD Projektor- Pengadaan Printer dan scanner- Pengadaan CD-CD pembelajaran- Pengadaan jaringan internet- Pengadaan Control - Monitor Class- Pengembangan workshop/pelatihan ICT- Pengajaran dan pembelajaran berbasis ICT (e-learning)- Pengembangan ICT
Pengembangan Kurikulum & Konten Pembelajaran
Produksi materi penunjang Mobile Learning Belajar kini bisa dimana saja tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Ponsel pun bisa menjadi sarana penting dalam proses belajar mengajar ini. Ringkasan materi atau soal latihan dapat dijadikan aplikasi pembelajaran yang dapat dijalankan pada ponsel.
Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran (Pengembangan dari Aplikasi Digital Library)Aplikasi untuk mengelola pengetahuan/konten multimedia pembelajaran yang dapat diakses seluruh warga sekolah, memfasilitasi penyediaan referensi ilmu pengetahuan terkini (internet based content) sekaligus memfasilitasi pertukaran konten dan atau pakar dengan sekolah lain
Penyediaan Multimedia Based Content untuk materi lokalPenyediaan konten multimedia pembelajaran yang materinya telah disusun oleh guru. Jenis multimedia based content yang dapat ditangani antara lain:- Animasi peristiwa (proses peristiwa nyata atau rekaan) berdasarkan teori tertentu dalam bentuk CD atau media lain.- Simulasi kasus (representasi tiruan fungsional suatu system) aplikasi menghasilkan output yang berbeda untuk input yang bereda. Bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.- Visual Multimedia (gambaran visual 2/3D tentang keterkaitan antar komponen dalam system) bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.- Media belajar mandiri (berisi konten pembelajaran yang digunakan siswa untuk belajar mandiri)- E-Test/Latihan mata pelajaran (berisi soal-soal latihan suatu mata pelajaran yang disajikan secara interaktif)- E-Book/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital)- E-AudioBook/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital yang disertai audio
Unit Produksi Pengembangan Konten Pembelajaran dan EvaluasiLayanan kerja sama dalam membentuk dan mengembangkan unit produksi konten pembelajaran yang terdiri dari praktisi, guru dan murid. Fungsi Unit Produksi ini untuk membantu warga sekolah dalam mewujudkan konten multimedia pembelajaran bermutu.
Pengembangan Fasilitas/Sarana & Prasarana TIK
Smart Class Monitoring SystemSmart Class Monitoring Sistem merupakan sistem pemanfaatan perangkat TIK salah satunya CCTV yang berfungi untuk memantau proses belajar mengajar guna mendukung layanan pendidikan bermutu secara modern dan terpadu. Proses pemantauan ini dapat dilakukan dari sebuah ruang kontrol secara langsung ke semua kelas, baik oleh kepala sekolah, guru, atau pihak yang terkait. Dari pemantauan ini, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai dan merancang strategi-strategi pengembangan metode pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Perangkat/Media Publikasi sekolah
Website Instansi Sekolah + Learning ActivityWebsite ini bermanfaat untuk mengenalkan sekolah secara lebih rinci dan profesional melalui internet, bertujuan memberikan pengetahuan/informasi tentang sekolah, mulai dari profil, guru dan staff, siswa, kegiatan ekstra kurikuler sekolah, fitur halaman guru dan siswa. Selain itu fasilitas PLUS website ini sudah dilengkapi dengan fasilitas database yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar secara online. (misalnya: media komunikasi guru & siswa, sarana upload/download media pembelajaran, latihan/evaluasi online)
Profil Interaktif & VideografiProfil interaktif ini bermanfaat untuk mengenalkan tentang manajemen, sistem dan situasi pada sebuah institusi pendidikan kepada khalayak umum melalui teknologi multimedia. Keuntungan yang diperoleh: muatan isi lebih banyak, lengkap, berisi berbagai macam tipe informasi: teks, gambar/foto, suara/musik, video, memudahkan institusi dalam pengembangan promo sekolah. Produk berupa cd multimedia interaktif dan VCD/DVD
Administrasi & Manajemen Sekolah
Software Sistem Informasi Manajemen Akademik Sekolah (SIMAS)
Merupakan perangkat lunak berbasis web, terdiri dari berbagai macam aplikasi yang membentuk fungsi guna membantu pelayanan administrasi dan manajemen sekolah. Dengan SIMAS, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai, merancang strategi-strategi pengembangan akademik siswa ke arah yang lebih baik. Aplikasi tersebut antara lain:- Aplikasi penerimaan siswa baru- Aplikasi data personal siswa- Aplikasi pengelolaan hasil proses pembelajaran siswa- Aplikasi pengelolaan proses keuangan- Aplikasi pengelolaan data guru dan karyawan- Aplikasi pengelolaan asset dan perlengkapan- Aplikasi publikasi informasi- Aplikasi konsolidasi laporan periodik pendidikan- Aplikasi pengelolaan ruang belajar- Aplikasi pengelolaan jadwal pengajaran- Aplikasi pengelolaan jadwal guru mengajar- Aplikasi pengelolaan kegiatan ektrakurikuler
Aplikasi Digital LibraryAdalah program aplikasi pengelolaan perpustakaan dengan melibatkan pengelolaan database informasi pada perpustakaan. Dengan program ini akan memudahkan petugas/pengelola dalam menjalankan aktivitasnya yang ada hubungannya dengan layanan perpustakaan serta pengguna/anggota perpustakaan untuk menjelajahi segala isi dan fasilitas perpustakaan seperti mencari informasi tentang buku, ebook, katalog buku, download, dan menyalin buku.
Aplikasi Pengelolaan Koperasi Sekolah
Adalah program aplikasi sistem akuntansi untuk mengelola koperasi sekolah. Program ini dilengkapi dengan fitur entry data, processing data, dan report guna memudahkan pengelola koperasi dalam menjalankan layanannya serta terdapat aplikasi unit simpan pinjam lengkap laporan keuangannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan ICT dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah karena dalam rancangan pembelajaran dengan bantuan ICT selalu ada stimulus yang menyenangkan. Sistem ICT dapat mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar dan memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.


TAHUN 2006, pemerintah mulai menyelenggarakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Ini sejalan dengan amanat Undang – Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3.
Pasal itu menyebutkan bahwa pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang–kurangnya satu-satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Fase rintisan ini, pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik pendidik maupun tenaga kependidikan mendapatkan prioritas utama. Di samping pemodernisasian sistem informasi managemen pendidikan dengan information and comunication technology (ICT). Tenaga guru yang disyaratkan pada standar akhir SBI, selain minimal sarjana S-1 juga harus memiliki relevansi antara kemampuan dengan mata pelajaran yang diampu, memiliki sertifikasi profesi guru, memiliki kesanggupan kerja yang tinggi, mampu menggunakan ICT dalam mengajar, dan lulus TOEFL di atas 500.SBI dikembangkan salah satunya untuk menjawab tantangan global, maka sebagai implikasinya SBI harus bersedia mengikuti perubahan bidang pengetahuan dan teknologi. Pada peningkatan SDM tahap rintisan ini, guru – guru matematika, science serta guru bahasa Inggris mendapat prioritas pertama untuk melakukan upaya mening-katkan diri misalnya menyusun silabus, rencana pembelajaran maupun bahan ajar dalam bahasa Inggris. Belajar dari Kelas ImmersiUpaya peningkatan SDM guru, khususnya pada kemampuan berbahasa Inggris, sekolah SBI dapat belajar dari sekolah penye-lenggara program immersi. Kelas– kelas immersi telah dirintis Provinsi Jateng sejak 2005, dan menunjukkan hasil sangat memadai pada kemampuan bahasa Inggris guru Matematika, IPA dan IPS. Hal ini dibuktikan dari guru yang belasan bahkan puluhan tahun tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan, telah berani dan mau menggunakannya meskipun dengan intensitas berbeda. Ada yang baru berani menggunakannya hanya pada opening dan closing selama proses pembelajaran, namun ada yang sudah berani sampai pada main lesson.Pada program kelas immersi, kegiatan berlatih bahasa Inggris tidak sepenuhnya diserahkan kepada sekolah untuk mencari sendiri lembaga kursus yang akan memberikan pelatihan, namun Dinas Provinsi menggandeng perguruan tinggi (PT), yakni Unnes dan UNS untuk membantu para guru menyusun silabus, RPP maupun berlatih micro teaching, termasuk di dalamnya belajar bagaimana menggunakan ICT sesuai bidang studi masing - masing. Bahasa Inggris tidak sekadar sebagai bahasa percakapan, namun juga sebagai bahasa pengetahuan. Karena banyak istilah teknis pada masing – masing bidang studi yang tidak dijumpai pada kamus umum. Ini sedikit berbeda dengan sekolah SBI yang mendatangkan buku – buku berkurikulum internasional semacam Cambridge, namun konsultan yang ditunjuk untuk membimbing para guru tidak seintensif para pembimbing kelas immersi. Sehingga banyak guru yang mengalami kesulitan menyusun bahan ajar karena keterbatasan bahasa teknis.Setiap tahun, Dinas Pendidikan Provinsi Jateng mengadakan kompetisi micro teaching khusus guru – guru kelas immersi. Kompetisi ini untuk meningkatkan keberanian dan memberikan motivasi kepada guru dan siswa dalam menggunakan bahasa Inggris dengan hadiah yang sangat menarik. Dinas juga mengirimkan guru dan siswa terseleksi untuk mengambil short course ke Australia, serta mengadakan pertemuan menelaah kemajuan dan hambatan yang dicapai pada penyelenggaraan program kelas immersi. Program – program ini memberikan tantangan bagi para guru immersi untuk berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kompetensi dirinya. Berdasar pengalaman, khususnya pada peningkatan SDM guru, tampaknya program immersi lebih terencana daripada SBI. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika pemegang policy SBI belajar pada program immersi Jateng, agar SBI memiliki sumber daya profesional dan tangguh yang ditunjukkan oleh penguasaan bidang ampuannya, penguasaan bahasa Inggris dan ICT beserta jaringan internetnya.Rintisan SBI sangat perlu membangun sinergitas dengan pihak manapun dalam mening-katkan seluruh komponennya menuju pada bentuk sekolah ideal yang diidam-idamkan. Pengelola sekolah rintisan SBI jangan malu belajar dengan pihak sekolah yang telah melaksanakan immersi. Hal ini tampak pada kebingungan pengelola SBI yang tidak melalui tahapan immersi dan langsung ditunjuk sebagai rintisan SBI.Esensi SBIYang menjadi pertanyaan, sekolah yang telah melalui tahapan immersi saja bingung, apalagi yang belum? Esensi SBI sebenarnya tidak sekadar kepiawaian pengelola dan stakeholder berbahasa Inggris saja, melainkan meliputi berbagai hal yang terkait dengan peningkatan sekolah menuju sekolah yang bertaraf global. Ini berarti SBI tidak semata-mata pandai berbahasa Inggris tetapi melalaikan esensi isi SBI itu sendiri.Pemangku program SBI hen-daknya mampu memberi motivasi kepada seluruh komponen yang ada pada satuan pendidikan tersebut. Tanpa motivasi yang kuat, baik internal maupun eksternal, program SBI akan menghadapi kendala yang tidak ringan. Dari ratusan guru SBI, berapa persen yang benar-benar komit dan sungguh-sungguh res-ponsif pada program SBI ini?Program immersi dan SBI memiliki korelasi erat dalam pe-ningkatan kompetensi guru. Oleh karena itu, bila saat ini belum semua sekolah melaksanakan program immersi tampaknya pengambil kebijakan untuk merenungkan betapa pentingnya program immersi ini menuju SBI yang akan datang. Semoga ! (*)
indosiar.com - Tahukah Anda, setelah pada tahun 2004 menerapkan program akselerasi di sekolah-sekolah, kini pemerintah Indonesia menerapkan kelas internasional di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU). Dengan program ini, diharapkan lulusan dari Sekolah Berbasis Internasional (SBI) itu mampu bersaing secara internasional.
Program SBI sudah dimulai sejak tahun 2006 dan hingga 2007 telah diterapkan pada 200 sekolah menengah atas. Ditargetkan, sebanyak lebih dari 500 sekolah bertaraf internasional akan tersebar di seluruh Indonesia. Sementara untuk sekolah menengah pertama baru dilakukan pada tahun 2007 lalu untuk beberapa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN). Khusus untuk SBI, Departemen Pendidikan Nasional bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Di Jakarta misalnya, Depdiknas bekerja sama dengan Pemda DKI Jakarta, menerapkan kelas internasional baru pada 5 SMU Negeri, yaitu SMU Negeri 70, SMU 78, SMU 81, SMU 21 dan SMU 68. Sementara untuk SMP ada 7 sekolah yaitu 6 SMP Negeri dan satu SMP swasta. Yaitu SMPN 111, SMPN 1, SMPN 30, SMPN 19, SMPN 115, SMPN 49, dan SMP Islam Al Azhar.
Bagaimana penerapan SBI disekolah-sekolah tersebut ?
Suatu sekolah bisa dikatakan berbasis internasional jika memenuhi 9 indikator kunci yaitu :
1. Sekolah ber-akreditasi A,2. Kurikulum, 3. Proses pembelajaran, 4. Penilaian,5. Pendidikan,6. Tenaga kependidikan,7. Sarana dan prasarana,8. Pengelolaan, 9. dan Pembiayaan.

Menurut (Mendiknas) Bambang Sudibyo, suatu sekolah akan dirintis menjadi sekolah internasional harus terakreditasi A secara nasional dan memiliki indikator tambahan dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yaitu organisasi negara-negara yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan.
Sekolah juga menerapkan standar kurikulum dengan tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan sistem kredit semester (SKS), sistem akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sistem kompentensi, dan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari mata pelajaran yang sama pada sekolah unggul negara OECD. Selain memenuhi kurikulum Diknas, sekolah juga memenuhi kurikulum lokal dan Depag.
Kelas internasional pada Sekolah berbasis internasional ini, mengacu pada kurikulum Cambride University of London Inggris atau IGCSE, sehingga bahasa pengantar pada kelas internasional ini adalah bahasa Inggris. Karena itu tidaklah heran, guru-guru yang mengajar di kelas internasional ini selain harus menguasai mata pelajaran yang diajarkan, juga harus menguasai bahasa Inggris.
Ibaratnya, guru memenuhi standar pendidikan internasional, yaitu minimal 30 persen guru berpendidikan S2 atau S3 dari perguruan tinggi (PT) yang program studinya berakreditasi A, sedangkan tenaga kependidikan seperti kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari PT yang program studinya berakreditasi A.

Berbeda dengan kelas regular, kelas internasional selain ruangannya dilengkapi dengan pendingin udara dan alat-alat untuk presentasi, internet, multimedia dan biayanya juga sangat tinggi. Misalkan saja, untuk masuk kelas internasional di SMU Negeri 78, sekitar Rp 20 jutaan. Tes penerimaan siswa baru pada kelas internasional juga berbeda, yaitu meliputi tes akademik dan non-akademik.
Selain itu, SBI dari standar pengelolaan, telah meraih sertifikat ISO 9001:2000 tentang tata kelola dan ISO 14.000 tentang lingkungan. Diharapkan pula sekolah RSBI menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.
Kondisi Sekolah Berbasis Internasional ini memang bertolak belakang dengan sekolah sistem biasa. Apalagi, hanya siswa dari kalangan keluarga mampu yang bisa menikmati SBI.(berbagai sumber/Ijs)

Visi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yaitu terwujudnya insan Indonesia cerdas, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjati diri Indonesia, dan kompetitif secara global. Merespon visi tersebut, Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang harus bekerja keras untuk meningkatkan mutu sumber daya manusianya yang masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan negara lain, khususnya di kawasan Asia.
Upaya yang harus dilakukan dalam rangka memperbaki mutu sumber daya manusia adalah dengan meningkatan mutu pendidikan. Fokus utama yang harus perhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan, baik aspek manajemen, sumber daya manusianya, maupun sarana dan prasarananya. Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah agar perubahan dan perkembangan tersebut dapat direspon dengan cepat adalah dengan meningkatkan kualitas/mutu sekolah dengan mengembangkan sekolah bertaraf internasional.
Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Sekolah Bertaraf Internasional pada hakikatnya mengacu pada Standar Nasional Pendidikan meliputi 8 (delapan) standar, yaitu kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian yang diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional
Aspek-aspek yang dikembangkan pada Sekolah Bertaraf Internasional adalah standar kompetensi lulusan standar Internasional, kurikulum standar internasional, PBM standar internasional, SDM standar internasional, fasilitas standar internasional, manajemen standar internasional, pembiayaan standar internasional, penilaian standar internasional. Standar kompetensi lulusan Sekolah Bertaraf Internasional adalah keberhasilan lulusan yang melanjutkan ke sekolah internasional dalam negeri maupun di luar negeri dengan tetap berkepribadian bangsa Indonesia, menguasai dan terampil menggunakan ICT, mampu debat dengan Bahasa Inggris, terdapat juara internasional dalam bidang: olahraga, kesenian, kesehatan, budaya, dll, mampu menyelesaikan, tugas–tugas dan mengumpulkan portofolio dengan baik, mampu meyampaikan/mendemonstrasikan tugas-tugas dari guru/sekolah, mampu melaksanakan eksprimen dalam pengembangan pe­ngetahuan dan keterampilan, mampu menemukan / mem­buktikan pengalaman bela­jarnya dengan berbagai karya, mampu menulis dan mengarang dengan bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, memperoleh kejuaraan olimpiade internasional dalam bidang: matematika, fisika, biologi, kimia, stronomi, dan atau lainnya Iditunjukkan dengan sertifikat internasional), NUAN rata-rata tinggi (> 7,5), memiliki kemampuan penguasaan teknologi dasar, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik secara individual, kelompok/kolektif (lokal, nasional, regional, dan global) dengan bukti ada piagam kerjasama atau MoU yang dilakukan oleh lulusan, memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan, administrasi sekolah, penelitian, dll dalam bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, memiliki dokumen dan pelaksanaan, pengelolaan kegiatan belajar secara baik (ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi) dari lulusan, menguasai budaya bangsa lain, memiliki dokumen karya tulis, nilai, dll tentang pemahaman budaya bangsa lain dari lulusan, memiliki pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah, baik lingkungan sosial, fisik maupun budaya, memiliki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, bangsa, dll, dan terdapat usaha-usaha dan atau karya yang mencerminkan jiwa kewirausahaan lulusan.
Sekolah Berstandar Internasional akan dicapai melalui sebuah proses peningkatan kualitas sekolah yang berkesinambungan. Salah satu tujuan pokoknya adalah lulusan sekolah yang kompetensinya diakui secara internasional. Proses peningkatan kualitas ini menyangkut semua komponen sekolah yang meliputi kegiatan
Berdasarkan hal tersebut, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan melakukan workshop Peningkatan mutu tenaga kependidikan sekolah bertaraf internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan pada sekolah bertaraf Internasional.
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk (1) Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), (2) Mengimplementasikan peran LPMP dalam program pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada sekolah-sekolah yang ditetapkan sebagai pilot project, (3) Menyamakan persepsi di antara tenaga kependidikan tentang program pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), (3) Menyusun rencana dan strategi program pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berdasarkan kompetensi lulusan, dan (4) Meningkatkan Mutu Pendidik Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Kegiatan ini melibatkan antara lain: (1) widyaiswara LPMP Sulsel, (2) Staff LPMP Sulsel, dan (3) Tenaga kependidikan Sekolah Bertaraf Internasional (SMP, SMA, dan SMK) se-Sulsel dan Sulbar.
Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 5 - 6 April 2008 bertempat di LPMP Sulawesi Selatan. Kegiatan yang melibatkan wakil dari tenaga kependidikan ini ditempuh dengan metode ceramah, presentasi kelompok dan diskusi yang dilanjutkan dengan tugas kelompok penyusunan rencana dan strategi program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Kegiatan ini diakhiri dengan pelaksanaan tanya jawab berdasarkan hasil pekerjaan setiap kelompok yang kemudian menghasilkan suatu kesepakatan dalam pelaksanaan rencana tindakan untuk mendukung program pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Sebagai Narasumber pada kegiatan ini adalah Dr. Subaer, M. Phill., Ph. D. dan Sabri, Dipl. Sci. Ed., M. Sc dengan materi: (1) Pembelajaran efektif: Apa dan Mengapa, (2) Analisis ketercapaian standar minimal RSBI, (3) Peran tim sekolah, dan (4) Pengembangan

Jumat, 13 Februari 2009

Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional

Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional

(Sebuah Analisis Kritis)


Akhir-akhir ini ramai dibicarakan Sekolah Bertaraf Internsional atau SBI. Sebuah kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional agar memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya. Icon SBI di mata masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari bilingual sebagai medium of instruction, multi media dalam pembelajaran di kelas, berstandar internasional, ataupun sebagai sekolah prestisius dengan jalinan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara anggota OECD maupun lembaga-lembaga tes/sertifikasi internasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, dan lain-lain.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai landasan hukum penyelenggaraan SBI, konsep dan karakteristik SBI, maupun analisis kritis terhadap kebijakan SBI.


A. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

1. Landasan Hukum

  1. UU Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.1

  1. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

1). Pemerataan dan Perluasan Akses

2). Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. Salah satunya pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangan SBI pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.

3). Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.2

2. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

  1. Filosofi Eksistensialisme dan Esensialisme

Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif), menum-buhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.3

Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ).

Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be merupakan patokan berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya.4

  1. SNP + X (OECD)

Rumusan SNP + X (OECD) maksudnya adalah SNP singkatan dari Standar Nasional Pendidikan plus X. Sedangkan OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and Development atau sebuah organisasi kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi dan pengembangan. Anggota organisasi ini biasanya memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Yang termasuk anggota OECD ialah: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan Negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore, dan Hongkong. 5

Sebagaimana dalam “Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa sekolah/madarasah internasional adalah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasioanl Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan /atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional.

Jadi, SNP+X di atas artinya bahwa dalam penyelenggaraan SBI, sekolah/madrasah harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (Indonesia) 6 dan ditambah dengan indikator X, maksudnya ditambah atau diperkaya/di-kembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar anggota OECD di atas atau dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi inter-nasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya.

Ada dua cara yang dapat dilakukan sekolah/madrasah untuk memenuhi karakteristik (konsep) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yaitu sekolah yang telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja minimal ditambah dengan (X) sebagai indikator kinerja kunci tambahan. Dua cara itu adalah: (1) adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/pendalaman/penguatan/perluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsure SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/negara maju lainnya.7

  1. Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional

1). Karakteristik visi

Dalam sebuah lembaga/organisasi, menentukan visi sangat penting sebagai arahan dan tujuan yang akan dicapai. Tony Bush&Merianne Coleman menjelaskan visi untuk menggambarkan masa depan organisasi yang diinginkan. Itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah atau perguruan tinggi, yang diekspresikan dalam terma-terma nilai dan menjelaskan arah organisasi yang diinginkan. Tony Bush&Merianne Coleman mengutip pendapat Block, bahwa visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan. 8

Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah: Terwujudnya Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional.9 Visi ini mengisyaratkan secara tidak langsung gambaran tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah model SBI, yaitu mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif/memiliki daya saing secara internasional.

2). Karakteristik Esensial

Karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal (SNP) dan indikator kunci tambahan (x) sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional dapat dilihat pada table di bawah ini.

Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu

Pendidikan Bertaraf Internasional10


No

Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Tambahan sebagai (x-nya)

I

Akreditasi

Berakreditasi A dari BAN-Sekolah dan Madrasah

Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan

II

Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan

Menerapkan KTSP

Sekolah telah menerapkan system administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komu-nikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing.



Memenuhi Standar Isi

Muatan pelajaramn (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya.



Memenuhi SKL

Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP




Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, tekno-logi, seni, dan olah raga.

III

Proses Pembelajaran

Memenuhi Standar Proses

  • Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator

  • Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

  • Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel

  • Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.

IV

Penilaian

Memenuhi Standar Penilai-an

Sistem/model penilaian telah diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya.

V

Pendidik

Memenuhi Standar Pen-didik

  • Guru sains, matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris

  • Semua guru mampu memfasilitasi pem-belajaran berbasis TIK

  • Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A

VI

Tenaga Kependidikan

Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

  • Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A

  • Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah

  • Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif

  • Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat

VII

Sarana Prasarana

Memenuhi Standar Sarana Prasarana

  • Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK

  • Sarana perpustakaan TELAH dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia

  • Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain.

VIII

Pengelolaan

Memenuhi Standar Penge-lolaan

  • Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000

  • Merupakan sekolah multi kultural

  • Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional diluar negeri

  • Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain

  • Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah

IX

Pembiayaan

Memenuhi Standar Pem-biayaan

  • Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan



3). Karakteristik Penjaminan Mutu (Quality Assurance)

a). output (produk)/lulusan SBI

Adalah memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.

Ciri-ciri output/outcomes SBI sebagai berikut; (1) lulusan SBI dapat melanjtkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam negeri maupun luar negeri, (2) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan (3) meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.11


b). proses pembelajaran SBI

Ciri-ciri proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan SBI sebagai berikut: (1) pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery, (2) menerapkan model pem-belajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi; (5) proses penilaian dengan menggunakan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya, dan (6)dalam penyelenggaraan SBI harus menggunakan standar manajemen intenasional, yaitu mengoimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.12

c). input

ciri input SBI ialah (1) telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah negara anggota OECD atau negara maju lainnya, (2) standar lulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, (3) jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. (4) siswa baru (intake) diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, scholastic aptitude test (SAT), kesehatan fisik, dan tes wawancara. Siswa baru SBI memeliki potensi kecerdasan unggul yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan berbakat luar biasa.

B. Analisis Kritis Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Tujuan utama penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional adalah upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional, khususnya supaya eksistensi pendidikan nasional Indonesia diakui di mata dunia dan memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya.

Kebijakan pemerintah mengenai SBI selain didukung secara konstitusi dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 50 ayat (3), dan juga - menurut Satria Dharma -, SBI merupakan proyek prestisius, karena akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat 50%, Pemerintah Propinsi 30%, dan Pemerintah Kabupaten/Kota 20%. Padahal, untuk setiap sekolahnya saja Pemerintah Pusat mengeluarkan 300 juta rupiah setiap tahun paling tidak selama 3 (tiga) tahun dalam masa rintisan tersebut.13

Sejak dilendingkan kebijakan SBI, pemerintah menuai pujian dan juga kritikan, baik itu pujian bahwa kebijakan SBI merupakan langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia, maupun kritikan bahwa konsep ini tidak didahului dengan studi secara mendalam.

Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah tentang SBI tersebut.

1. SBI lebih cenderung menggunakan perencanaan pendidikan dengan Pendekatan Cost Effectivenes (efektivitas biaya).

Pendekatan Cost Effectiveness adalah pendekatan yg menitikberatkan pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pendidikan ini hanya diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik.14

Konsekwensi dari pendekatan ini adalah tidak semua anak dapat mengenyam pendidikan di SBI, sebab SBI lebih menekankan efektivitas pendidikan dalam mencapai hasil yang optimal baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga input pun diambil dari anak-anak yang memiliki kemampuan unggul, baik secara akademik, emosional, spiritual bahkan finansial.

2. Potensi terjadi Sistem Pendidikan yang Bersifat Diskriminatif dan Eksklusif.

Penyelenggaraan SBI akan melahirkan konsep pendidikan yang diskri-minatif (hanya diperuntukkan bagi siswa yang memiliki kemam-puan/kecerdasan unggul) dan ekslusif (pendidikan bagi anak orang kaya).

3. Konsep SNP+X kurang jelas

Dalam kurikulum SBI ada rumus SNP+X. Artinya Standar Nasional Pendidikan ditambah atau diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar internasional dari salah satu anggota OECD atau lembaga tes/sertifikasi internsional.

Faktor X dalam rumus di atas tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Sebab, konsep ini tidak menjelaskan lembaga/negara tertentu yang harus diadaptasi/diadopsi standarnya, dan faktor apa saja yang harus ditambah/diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam? Apakah sistem pembelajaran bahasanya, teknologinya, ekonominya, dan lain-lain. Sehingga menurut Satria Dharma, mungkin ini merupakan strategi agar target yang hendak dikejar menjadi longgar dan sulit untuk diukur. 15

  1. Potensi terjadi komersialisasi pendidikan

Lahirnya SBI bisa membawa dampak komersialisasi pendidikan kepada para pelanggan jasa pendidikan, semisal masyarakat, siswa atau orang tua. Indikasi ini nampak ketika sekolah SBI menarik puluhan juta kepada siswa baru yang ingin masuk sekolah SBI. Hal ini dilakukan dengan dalih bahwa sekolah tersebut bertaraf internasional, dilengkapi dengan sistem pembelajaran yang mengacu pada negara anggota OECD, menggunakan teknologi informasi canggih, bilingual, dan lain-lain.16


  1. Tujuan pendidikan yang misleading

Selama ini siswa SBI dihadapkan pada 2 kiblat ujian, yakni UNAS dan Cambridge misalnya. Beberapa sekolah nasional plus yang selama ini dirancang untuk mengikuti dua kiblat tersebut mengakui bahwa sangat sulit mereka untuk mengikuti dua kiblat sekaligus.

Satria Dharma mengatakan bahwa jika yang hendak dituju adalah peningkatan kualitas pembelajaran dan output pendidikan, maka mengadopsi atau berkiblat pada sistem ujian Cambridge ataupun IB bukanlah jawabannya. Bahkan, sebenarnya menggerakkan semua potensi terbaik pendidikan di Indonesia untuk berkiblat ke sistem Cambridge adalah sebuah pengkhianatan terhadap tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Di negara-negara maju seperti Singapura, Australia dan New Zealand, pemerintah tidak membiarkan sistem pendidikan luar ataupun internasional macam Cambridge ataupun IB masuk dan digunakan dalam kurikulum sekolah mereka. Hanya sekolah yang benar-benar berstatus International School dengan siswa asing saja yang boleh mengadopsi sistem pendidikan lain.17

  1. Konsep SBI cenderung lebih menekankan pada alat daripada proses. Indikasi ini nampak ketika penyelenggaraan SBI lebih mementingkan alat/media pembelajaran yang canggih, bilingual sebagai medium of instruction, berstandar internasional, daripada proses penanaman nilai pada peserta didik. Prof Djohar menyatakan bahwa tuntutan pendidikan global jangan diartikan hanya mempersoalkan kedudukan pendidikan kita terhadap rangking kita dengan negara-negara lain, akan tetapi harus kita arahkan kepada perbaikan pendidikan kita demi eksistensi anak bangsa kita untuk hidup di alam percaturan global, dengan kreativitasnya, dengan EI-nya dan dengan AQ-nya, dan dengan pengetahuannya yang tidak lepas dari kenyataan hidup nyata mereka.18

  2. Konsep ini berangkat dari asumsi yang salah tentang penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan hubungannya dengan nilai TOEFL. Penggagas mengasumsikan bahwa untuk dapat mengajar hard science dalam bahasa Inggris maka guru harus memiliki TOEFL >500. Padahal tidak ada hubungan antara nilai TOEFL dengan kemampuan mengajar hard science dalam bahasa Inggris. Skor TOEFL yang tinggi belum menjamin kefasihan dan kemampuan orang dalam menyampaikan gagasan dalam bahasa Inggris. TOEFL lebih cenderung mengukur kompetensi seseorang, padahal yang dibutuhkan guru sekolah bilingual adalah performance-nya, dan performance ini banyak dipengaruhi faktor-faktor non-linguistic. 19

  3. Kebijakan SBI bertolak belakang dengan otonomi sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Bergulirnya otonomi sekolah melahirkan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Menurut Prof. Djohar, MBS digunakan sebagai legitimasi untuk menentukan kebijakan sistem pembelajaran di sekolah. Sekolah memiliki kemerdekaan untuk menentukan kebijakan yang diambil, termasuk kemerdekaan guru dan siswa untuk menentukan sistem pembelajarannya. 20 Sedangkan dalam SBI, sekolah masih dibelenggu dengan sistem pembelajaran dari negara lain.

C. Kesimpulan dan Saran

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan negara maju di era global. Salah satunya dengan mengadopsi standar internasional anggota OECD sebagai faktor kunci tambahan di samping Standar Nasional Pendidikan.

Dalam perjalanannya, kebijakan SBI mulai terlihat beberapa kelemahan, baik secara konseptual maupun sistem pembelajarannya. Ibarat kata pepatah tiada gading tak retak, maka pemerintah sebaiknya melakukan pelbagai langkah perbaikan konsep dengan melibatkan pelbagai unsur/stakeholders pendidikan dan melakukan studi/penelitian mendalam sebelum kebijakan tersebut bergulir.





Daftar Pustaka


Anonim, 2006. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. WIPRESS

Anonim, 2006. Rencana Startegis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Bush, Tony & Coleman, Merianne. 2006. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.(terj.) oleh Fahrurozi. Yogyakarta: IRCiSoD.

Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.

Haryana, Kir. 2007. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (artikel). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara., hal 59

http/www.satriadharma.wordpress.com

http/www.64.203.71.11.com


1 Anonim, 2006. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. WIPRESS

2 Anonim, 2006. Rencana Startegis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

3 Kir Haryana. 2007. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (artikel). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama., hal. 37

4 Ibid., hal. 37-38

5 Kir Haryana. 2007. Konsep Sekolah, hal. 41

6 Standar Nasional Pendidikan meliputi; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.( Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).

7 Kir Haryana. 2007. Konsep Sekolah, hal. 41

8 Tony Bush & Merianne Coleman. 2006. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.(terj.) oleh Fahrurozi. Yogyakarta: IRCiSoD, hal. 363-37.

9 Kir Haryana. 2007. Konsep Sekolah, hal. 43

10 Ibid., hal. 45

11 Ibid.,hal. 41

12 Ibid., hal 42

13 http/www.satriadharma.wordpress.com

14 Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara., hal 59

15 http/www.satriadharma.wordpress.com

16 Sebagaimana Soelastri Soekirno/ tonny d widiastono mempertanyakan bahwa, apakah sekolah-sekolah yang kabarnya menggunakan standar internasional dan menarik uang masuk mulai dari Rp 30 juta hingga Rp 60 juta dan uang sekolah Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per bulan, masih mengemban misi ingin mencerdaskan bangsa? Entahlah. Namun, fenomena baru yang muncul di masyarakat justru sekolah-sekolah seperti itu yang kini malah laku. Lakunya sekolah seperti itu umumnya karena menggunakan bahasa asing sebagai pengantar, jumlah siswa yang kecil untuk tiap kelas, dan fasilitas yang canggih. (http/www.64.203.71.11.com)

17 http/www.satriadharma.wordpress.com

18 Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan.Yogyakarta: CV. Grafika Indah., hal. 211

19 http/www.satriadharma.wordpress.com

20 Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan…,hal. 236

TEORI SBI

Pengertian SBI
SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional.
Karakteristik SBI
  1. Menerapkan KTSP yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
  2. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
  3. Mengadopsi buku teks yang dipakai SBI (negara maju).
  4. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
  5. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
  6. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.

Visi dan Misi SBI
Visi SBI dirancang agar memnuhi tiga indikator,yaitu:

  1. Mencirikan wawasan kebangsaan,
  2. Memberdayakan seluruh potensi kecerdasan (multiple inteligencies)
  3. Meningkatkan daya saing global

Misi SBI merupakan jabaran visi SBI yang dirancang untuk dijadikan referensi dalam menyusun/mengembangkan rencana program kegiatan, indikator untuk menuyun misi ini terangkum pada akronim SMART:

  1. Specific
  2. Measurable (terukur)
  3. Achievable (dapat dicapai)
  4. Realistis
  5. Time Bound (jelas jangkauan waktunya)
LAYANAN EDU untuk SBI & RSBI

Pendidikan merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu yang berk elanjutan. Salah satunya dengan konsep peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Hal ini searah dengan perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT atau TIK sebagai pendukung utama

Dari penjelasan di atas, pengenalan TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) beserta aplikasinya harus dimulai sedini mungkin, tanpa diskriminasi yang dilakukan secara bertahap mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi
Berangkat dari hal tersebut di atas, kami dari PT. Edu Media Nusantara menawarkan solusi praktis penerapan ICT untuk mendukung layanan pendidikan khusus di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) terbagi dalam program:

PELATIHAN Pengembangan SDM sebagai percepatan optimalisasi TIK dalam pembelajaran:

Kompetensi Guru

  1. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Dasar
  2. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Menengah
  3. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Lanjut
  4. Program Pelatihan Spesifik Produk:
    - Pelatihan Pembuatan Storyboard Bahan Ajar Multimedia
    - Pelatihan Pembuatan VCD/DVD Pembelajaran

    - Pelatihan Pembuatan Media Belajar Mandiri
    - Pelatihan Pembuatan Animasi Pembelajaran
    - Pelatihan Pembuatan Media Ajar berbasis Web
    - Pelatihan Pembuatan Mobile Book
    - Pelatihan Pembuatan Evaluasi On-line
    - Pelatihan Pembuatan E-Book, dan AudioBook
  5. Paket Pelatihan Pengembangan E-Learning Sekolah
  6. Paket Pelatihan Berbasis ICT lain sesuai kebutuhan pengguna)

Kompetensi Tenaga Kependidikan Non Guru

Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar Mengajar
Paket Pelatihan Aplikasi Administrasi & Manajemen berbasis ICT
Paket Pelatihan Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran

Siswa terkait ICT

Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar Mengajar


Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan khususnya pada SBI, Edu Media menyediakan beberapa layanan diantaranya sebagai berikut:

  1. Penyusunan bahan ajar/modul multimedia (bilingual)
  2. Pengembangan partnership dan manajemen berbasis ICT
  3. Peningkatan SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di bidang ICT
  4. Promosi dan pemasaran sekolah bertaraf internasional
  5. Pengadaan sarana prasarana ICT:
    - Pengadaan laboratorium komputer multimedia
    - Pengadaan LCD Projektor
    - Pengadaan Printer dan scanner

    - Pengadaan CD-CD pembelajaran
    - Pengadaan jaringan internet
    - Pengadaan Control - Monitor Class
    - Pengembangan workshop/pelatihan ICT
    - Pengajaran dan pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
    - Pengembangan ICT

Pengembangan Kurikulum & Konten Pembelajaran

  1. Produksi materi penunjang Mobile Learning
    Belajar kini bisa dimana saja tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Ponsel pun bisa menjadi sarana penting dalam proses belajar mengajar ini. Ringkasan materi atau soal latihan dapat dijadikan aplikasi pembelajaran yang dapat dijalankan pada ponsel.
  2. Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran (Pengembangan dari Aplikasi Digital Library)
    Aplikasi untuk mengelola pengetahuan/konten multimedia pembelajaran yang dapat diakses seluruh warga sekolah, memfasilitasi penyediaan referensi ilmu pengetahuan terkini (internet based content) sekaligus memfasilitasi pertukaran konten dan atau pakar dengan sekolah lain
  3. Penyediaan Multimedia Based Content untuk materi lokal
    Penyediaan konten multimedia pembelajaran yang materinya telah disusun oleh guru. Jenis multimedia based content yang dapat ditangani antara lain:
    - Animasi peristiwa (proses peristiwa nyata atau rekaan) berdasarkan teori tertentu dalam bentuk CD atau media lain.
    - Simulasi kasus (representasi tiruan fungsional suatu system) aplikasi menghasilkan output yang berbeda untuk input yang bereda. Bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.
    - Visual Multimedia (gambaran visual 2/3D tentang keterkaitan antar komponen dalam system) bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.
    - Media belajar mandiri (berisi konten pembelajaran yang digunakan siswa untuk belajar mandiri)
    - E-Test/Latihan mata pelajaran (berisi soal-soal latihan suatu mata pelajaran yang disajikan secara interaktif)
    - E-Book/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital)
    - E-AudioBook/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital yang disertai audio
  4. Unit Produksi Pengembangan Konten Pembelajaran dan Evaluasi
    Layanan kerja sama dalam membentuk dan mengembangkan unit produksi konten pembelajaran yang terdiri dari praktisi, guru dan murid. Fungsi Unit Produksi ini untuk membantu warga sekolah dalam mewujudkan konten multimedia pembelajaran bermutu.

Pengembangan Fasilitas/Sarana & Prasarana TIK

Smart Class Monitoring System
Smart Class Monitoring Sistem merupakan sistem pemanfaatan perangkat TIK salah satunya CCTV yang berfungi untuk memantau proses belajar mengajar guna mendukung layanan pendidikan bermutu secara modern dan terpadu.
Proses pemantauan ini dapat dilakukan dari sebuah ruang kontrol secara langsung ke semua kelas, baik oleh kepala sekolah, guru, atau pihak yang terkait. Dari pemantauan ini, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai dan merancang strategi-strategi pengembangan metode pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Perangkat/Media Publikasi sekolah

  1. Website Instansi Sekolah + Learning Activity
    Website ini bermanfaat untuk mengenalkan sekolah secara lebih rinci dan profesional melalui internet, bertujuan memberikan pengetahuan/informasi tentang sekolah, mulai dari profil, guru dan staff, siswa, kegiatan ekstra kurikuler sekolah, fitur halaman guru dan siswa. Selain itu fasilitas PLUS website ini sudah dilengkapi dengan fasilitas database yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar secara online. (misalnya: media komunikasi guru & siswa, sarana upload/download media pembelajaran, latihan/evaluasi online)
  2. Profil Interaktif & Videografi
    Profil interaktif ini bermanfaat untuk mengenalkan tentang manajemen, sistem dan situasi pada sebuah institusi pendidikan kepada khalayak umum melalui teknologi multimedia. Keuntungan yang diperoleh: muatan isi lebih banyak, lengkap, berisi berbagai macam tipe informasi: teks, gambar/foto, suara/musik, video, memudahkan institusi dalam pengembangan promo sekolah. Produk berupa cd multimedia interaktif dan VCD/DVD

Administrasi & Manajemen Sekolah

  1. Software Sistem Informasi Manajemen Akademik Sekolah (SIMAS)

    Merupakan perangkat lunak berbasis web, terdiri dari berbagai macam aplikasi yang membentuk fungsi guna membantu pelayanan administrasi dan manajemen sekolah. Dengan SIMAS, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai, merancang strategi-strategi pengembangan akademik siswa ke arah yang lebih baik. Aplikasi tersebut antara lain:
    - Aplikasi penerimaan siswa baru
    - Aplikasi data personal siswa
    - Aplikasi pengelolaan hasil proses pembelajaran siswa
    - Aplikasi pengelolaan proses keuangan
    - Aplikasi pengelolaan data guru dan karyawan
    - Aplikasi pengelolaan asset dan perlengkapan
    - Aplikasi publikasi informasi
    - Aplikasi konsolidasi laporan periodik pendidikan
    - Aplikasi pengelolaan ruang belajar
    - Aplikasi pengelolaan jadwal pengajaran
    - Aplikasi pengelolaan jadwal guru mengajar
    - Aplikasi pengelolaan kegiatan ektrakurikuler

  2. Aplikasi Digital Library
    Adalah program aplikasi pengelolaan perpustakaan dengan melibatkan pengelolaan database informasi pada perpustakaan. Dengan program ini akan memudahkan petugas/pengelola dalam menjalankan aktivitasnya yang ada hubungannya dengan layanan perpustakaan serta pengguna/anggota perpustakaan untuk menjelajahi segala isi dan fasilitas perpustakaan seperti mencari informasi tentang buku, ebook, katalog buku, download, dan menyalin buku.
  3. Aplikasi Pengelolaan Koperasi Sekolah

    Adalah program aplikasi sistem akuntansi untuk mengelola koperasi sekolah. Program ini dilengkapi dengan fitur entry data, processing data, dan report guna memudahkan pengelola koperasi dalam menjalankan layanannya serta terdapat aplikasi unit simpan pinjam lengkap laporan keuangannya.

LANDASAN HUKUM SBI

LANDASAN HUKUM

UU No. 20 Thn 2003 Pasal 50 Ayat 3: Pemerintah dan/atau Pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.

  1. PP No 19 Tahun 2005 Pasal 61 ayat 1: Pemerintah bersama-sama Pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional.
  2. Renstra Depdiknas 2005-2009 Bab V Hal. 58Pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI): Untuk meningkatkan daya saing bangsa perlu dikembangkan SBI pada tingkat Kab/Kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan Pemda Kab/Kota, untuk mengembangkan SD,SMP, SMA dan SMK yang bertaraf internasional.

LANDASAN

  1. UU RI NO. 2 TH. 1989 TTG. SISDIKNAS
  2. UU RI NO. 20 TH. 2003 TTG. SISDIKNAS
  3. PP RI NO. 27 TH. 1990 TTG. PENDIDIKAN PRA-SEKOLAH
  4. PP RI NO. 38 TH. 1990 TTG. TENAGA PENDIDIKAN
  5. PP RI NO. 39 TH. 1990 TTG. PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL
  6. KEP. MENDIKBUD RI NO. 0486/U/1992 TTG. TK
  7. KEP. MENDIKBUD RI NO. 055/U/1994 TTG. PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN GURU
  8. PP RI NO. 25 TH. 2000 TTG. KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH
  9. KEPMEN NO. 053/U/2001 TTG. PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARA PERSEKOLAHAN BID. DIKDASMEN
  10. KEPMEN NO. 087/U/2002 TTG. AKREDITASI SEKOLAH





Kamis, 12 Februari 2009

SMA 3 SEMARANG

» Profil

SMU 3 Semarang berdiri sejak tanggal 1 November tahun 1877. Terletak di Jalan Bodjong 149 (Jl. Pemuda 149). Mula-mula adalah HBS (Hogere Bunger School). Pada tahun 1930 dipergunakan untuk untuk HBS dan AMS (Algemene Meddelbare School), kemudian tahun 1937 HBS pindah di jalan Oei Tong Ham (sekarang Jl Menteri Supeno No. 1 / SMU 1 Semarang), sedangkan bangunan di jalan Bodjong dipergunakan untuk AMS dan MULO.Pada zaman pendudukan Jepang bangunan ini dipergunakan untuk SMT (Sekolah Menengah Tinggi).

Saat zaman republik tahun 1950, oleh pemerintah RI berubah menjadi SMA A/C lalu dipisah dua tahun kemudian menjadi SMA Negeri A dan SMA Negeri C. SMA Negeri A selanjutnya menjadi SMA III dan SMA Negeri C menjadi SMA IV Semarang, tetapi masih menempati gedung yang sama. Pada tahun 1971, oleh Kepala Perwakilan Dep. P dan K Prop. Jateng digabungkan menjadi SMA III – IV.

Tujuh tahun kemudian, tepatnya tahun 1978 SMA III – IV, dipisah lagi, SMA IV menempati gedung baru di Banyumanik, sedangkan SMA III tetap menempati gedung di jalan Pemuda 149 Semarang.

Sejak tahun 1950 sampai sekarang , SMA 3 sudah banyak mengalami pergantian kepala sekolah.

Nama-nama kepala sekolah tersebut antara lain :
Kepala SMA A/C Bapak Mr. FL. Wijono


Kepala SMA A 1. Bapak Mr. FL. Wiyono

2. Bapak Sardjono

3. Bapak Maryono


Kepala SMA C Bapak BM. Ichwan


Kepala SMA III 1. Bapak BM. Ichwan

2. Bapak Moch Joesoef Soediradarsono

3. Bapak Drs. Arief Moechjidin


Kepala SMA IV 1. Bapak Marjono

2. Bapak Drs. Soekono


Kepala SMA III -IV Bapak Drs. S. Soewarto Muthalib (1971-1978)


Kepala SMA III 1. Bapak Drs. S. Soewarto Muthalib (1978-1980)

2. Bapak Soetiman (1980-1989)

3. Bapak Soerjono Djati, BA (1989-1991)

4. Bapak M. Sukoco (1991-1995)

5. Bapak Drs. Rachmat Mardjuki (1995-2000)

6. Bapak Drs.H.SardjuMaheri, M.Pd (2000- 2005)

7. Bapak Drs. Soedjono (2005- Sekarang)
Visi dan Misi

a. VISI

Untuk mewujudkan tujuan di atas sekaligus merespon kebijakan pemerintah di era reformasi yaitu Otonomi Daerah dibidang pendidikan yang diberlakukan di seluruh Indonesia, SMA Negeri 3 Semarang menetapkan visi sekolah "Unggul dalam mutu, kepribadian berpijak pada budaya bangsa".

Dengan visi ini semua warga sekolah diharapkan memiliki arah ke depan yang jelas misi yang jelas yang akan dilakukannya.

Indikator visi tersebut adalah :

1. Unggul dalam perolehan NUM

2. Unggul dalam perolehan NUN

3. Unggul dalam persaingan UMPTN

4. Unggul dalam karya ilmiah remaja

5. Unggul dalam lomba ketrampilan berbahasa

6. Unggul dalam olahraga

7. Unggul dalam lomba kesenian

8. Unggul dalam lomba ketrampilan

9. Unggul dalam aktivitas keagamaan

10. Unggul dalam kedisiplinan

b. MISI

Berdasarkan pada visi sekolah yang dilengkapi dengan indikator di atas, segenap warga SMA Negeri 3 Semarang diharapkan mempunyai gambaran yang jelas tentang keberadaannya dimasa depan yang harus disertai dengan peningkatan dedikasi dan loyalitas, kerjasama yang baik antara segenap tenaga kependidikan, siswa dan masyarakat, maka ditetapkanlah misi yang jelas sebagai berikut :

  1. Melaksanakan pembelajaran multi metode dan media berbasis Information and Communication Technology (ICT) serta melaksanakan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
  2. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan memiliki kecakapan hidup.
  3. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan beretika moral yang luhur sehingga menjadi sumber kearifan dan kebijakan dalam bertindak.
  4. Menumbuhkan budaya kompetitif dengan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
  5. Mendorong warga sekolah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris, budaya gemar membaca dan menulis
  6. Menerapkan manajemen pertisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stakeholder sekolah, dalam rangka menuju peningkatan kualitas pendidikan.
  7. Mendorong warga sekolah untuk mengembangkan komunikasi yang efektif agar tercipta budaya organisasi yang kondusif.
  8. Menumbuhkan apersepsi dan apresiasi seni dan budaya bangsa menuju terbentuknya sikap dan perilaku yang santun dalam bermasyarakat.

Struktur Organisi



Kultur Sekolah
  • Efektifitas sekolah, terutama efektifitas pembelajaran.
  • Lingkungan sekolah bersih, rapi, aman, Indah, dan rindang.
  • Mengutamakan kepentingan sekolah diatas kepentingan pribadi.
  • Warga sekolah :
  • sebagai pembelajar
  • Peka terhadap sesama
  • Peka terhadap lingkungan sekitar
  • Memiliki hubungan yang harmonis
  • Budaya baca warga sekolah tinggi
    Informasi Layanan Pendidikan

    KELAS REGULER

    FASILITAS

    1. Ruang Kelas yang berbasis Jaringan Multimedia
    2. Komputer kelas on line dengan perpustakaan
    3. Semua Ruang menggunakan pendingin ruangan (AC)
    4. Menggunakan ICT dalam pembelajaran
    5. Penggunaan Bahasa secara Bilingual (Inggris/Indonesia) dalam pengantar pembelajaran di kelas
    6. Setiap peserta didik disediakan guru konseling untuk bimbingan

    TUJUAN :

    • Memberikan materi pembelajaran yang berkualitas dan berstandar internasional dengan tidak meninggalkan kultur budaya lokal
    • Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar secara interaktif dengan bahan pembelajaran yang berbasis multimedia
    • Memberikan suasana belajar yang representatif kepada peserta didik
    • Mempersiapkan peserta didik agar mampu berbahasa inggris secara aktif
    • Menyiapkan secara khusus agar peserta didik mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
    • Mengembangkan budaya “critical thinking” dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih peka dan responsif terhadap suatu masalah

    KELAS AKSELERASI

    FASILITAS

    1. Ruang Kelas yang berbasis Jaringan Multimedia
    2. Komputer kelas on line dengan perpustakaan
    3. Semua Ruang menggunakan pendingin ruangan (AC)
    4. Menggunakan ICT dalam pembelajaran
    5. Penggunaan Bahasa secara Bilingual (Inggris/Indonesia) dalam pengantar pembelajaran di kelas
    6. Kelas hanya berisi maksimal 20 Peserta didik
    7. Berbagai kegiatan pembelajaran di luar kelas (out bond)
    8. Setiap peserta didik disediakan guru konseling untuk bimbingan dan pendampingan psikologi
    9. Laboratorium dan Perpustakaan yang terpisah dengan kelas reguler
    10. Setiap peserta didik diberi locker

    TUJUAN :

    • Menampung peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa agar dapat memperoleh pembelajaran secara optimal dan berkualitas berstandar nasional maupun internasional
    • Memberikan layanan kepada peserta didik untuk dapat menyelesaikan program pendidikan dengan waktu relatif lebih cepat ( 2 Tahun)
    • Memberikan suasana belajar yang representatif kepada peserta didik
    • Memberikan kemudahan bagi perserta didik untuk belajar secara interaktif, inovatif dan kreatif dengan metode pembelajaran yang berbasis multimedia
    • Mempersiapkan peserta didik agar mampu berbahasa inggris secara aktif
    • Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, inteklektual dan emosionalnya secara berimbang
    • Menyiapkan secara khusus agar peserta didik mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

    KELAS OLIMPIADE

    FASILITAS

    1. Ruang Kelas yang berbasis Jaringan Multimedia
    2. Komputer kelas on line dengan perpustakaan
    3. Semua Ruang menggunakan pendingin ruangan (AC)
    4. Menggunakan ICT dalam pembelajaran
    5. Penggunaan Bahasa secara Bilingual (Inggris/Indonesia) dalam pengantar pembelajaran di kelas
    6. Penggunaan Team Teaching ( satu mapel disediakan 2 guru untuk 5 mata pelajaran yaitu Fisika, Kimia, Matematika, Biologi dan Ekonomi)
    7. Penambahan mapel khusus untuk persiapan menghadapi Olimpiade
    8. Bimbingan khusus kepada masing-masing peserta didik
    9. Satu kelas berjumlah ±30 Peserta didik

    Tujuan

    • Memberikan materi pembelajaran yang berkualitas dan berstandar internasional dengan tidak meninggalkan kultur budaya lokal
    • Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar secara interaktif dengan bahan pembelajaran yang berbasis multimedia
    • Memberikan suasana belajar yang representatif kepada peserta didik
    • Mempersiapkan peserta didik agar mampu berbahasa inggris secara aktif
    • Menampung peserta didik yang berprestasi dan berbakat agar dapat memperoleh pembelajaran yang optimal
    • Menyiapkan peserta didik secara khusus agar mampu berkiprah dalam Olimpiade
    • Menyiapkan peserta didik mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

    Sistem Penerimaan Peserta Didik

    1. JALUR OLIMPIADE
    Salah satu jalur penerimaan peserta didik dengan ketentuan bahwa calon peserta didik yang pernah menjuarai peringkat 1 s.d 3 Olimpiade Sain Nasional (OSN) semua mapel >> Langsung diterima (dibuktikan dengan data pendukung)

    2. JALUR PSSB
    Jalur penerimaan ini dibuka sebelum jalur penerimaan reguler dilakukan dengan mekanisme sbb :
    Setiap SMP diberikan formulir pendaftaran kolektif oleh SMA Negeri 3 Semarang untuk diajukan beberapa calon peserta didik yang berminat dan didukung oleh nilai yang bagus (diseleksi oleh smp masing-masing sesuai dengan kriteria kemudian setelah formulir di isi dan dilengkapi data pendukung dikembalikan ke SMA Negeri 3 Semarang untuk dilakukan seleksi lebih lanjut .

    3. JALUR REGULER
    Jalur ini dibuka secara bersamaan dengan penerimaan peserta didik di sekolah negeri lain sesuai dengan Kaldik dari Dinas Pendidikan dengan ketentuan sesuai dengan petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan Kota Semarang

    4. JALUR AKSELERASI
    Jalur penerimaan peserta didik akselerasi dilakukan setelah calon peserta didik dinyatakan diterima melalui jalur reguler kemudian akan dilakukan wawancara dan tes bagi yang ingin masuk ke kelas akeselerasi

    Pengembangan SDM dan Siswa

    Pengembangan SDM
    1. Peningkatan penguasaan Materi Pembelajaran dan Peningkatan Penguasaan ICT
    2. Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris Bagi guru untuk mengajar mata pelajaran tertentu
    3. Program Outsourcing (Content and Language) bagi guru mata pelajaran tertentu, sehingga mampu menyiapkan siswa baik materi maupun bahasa agar siap berkompetisi di era global.
    4. Micro teaching untuk meningkatkan Quantum Learning
    5. Pengiriman guru magang di sekolah mitra di luar negeri
    6. Pengiriman guru ke sekolah sesama SBI se Jawa Tengah
    7. Peningkatan kualitas SDM
    8. Penghargaan bagi yang berprestasi

    Pengembangan Kreativitas Siswa
    1. Memantapkan pengembangan diri siswa lewat pengembangan karier dan ekstrakurikuler Ekstra wajib Bahasa Inggris, Ekstra wajib pilihan Seni, Ekstra pilihan bebas
    2. Mewadahi siswa mengembangkan kedisiplinan, keorganisasian, dan sosial kemasyarakatan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan koperasi
    3. English day sebagai sarana peningkatan TOEFL siswa
    4. Out Bond dan Comunity fellowship
    5. Membangun kepekaan terhadap lingkungan dan sesama dalam komunitas sekolah

    Fasilitas

    Jenis sarana prasarana dan peralatan/perabotnya yang dimiliki oleh sekolah, serta perawatan/preventifnya .

    NO JENIS SARANA/PRASARANA Jml Ruang Luas Bangunan (M2)
    1. Ruang Kepala sekolah 1 36
    2.

    Ruang Wakil kepala sekolah

    1 36
    3.

    Ruang guru

    2 242
    4.

    Ruang Baca/perpustakaan Guru

    1 42
    5.

    Perpustakaan Siswa

    1 174
    6.

    Ruang Kelas

    41 2.436
    7.

    Laboratorium Fisika

    2 222
    8.

    Laboratorium Biologi

    2 222
    9.

    Laboratorium Kimia

    2 222
    10.

    Laboratorium IPA

    6 666
    11.

    Laboratorium Komputer

    2 106
    12.

    Laboratorium Bahasa

    1 84
    13.

    Peribadatan

    1 90
    14.

    Ruang Kesenian

    1 120
    15. Lapangan Olahraga 2 500
    16. Lapangan Upacara 1
    17. Ruang layanan BK 1 112
    18. Ruang tamu 1 36
    19. Ruang UKS 1 42
    20. Ruang Komite Sekolah 1 36
    21. Ruang OSIS 1 42
    22. Kantin Sekolah 8 288
    23. Ruang media/alat bantu PBM 1 42
    24. Ruang penjaga sekolah 1 10
    25. Ruang/Pos Keamanan 1 6
    26. Ruang Gudang 1 42
    28. Kamar Mandi/WC Kep.Sek. 1 12
    29. Kamar Mandi/WC Guru (L) 1 12
    30. Kamar mandi/WC Guru (P) 1 12
    31. Kamar Mandi/WC Siswa (Pa) 48
    32. Kamar Mandi/WC Siswa (Pi) 48
    33. Kamar Mandi/WC Tamu 3
    34. Instalasi Air Bersih (jenis) 2
    35. Instalasi Listrik (phase) 3
    36. Instalasi Telepon 3